Tujuannya, untuk mengetahui secara pasti berapa jumlah, jenis dan bentuk artefak purbakala yang berada di Desa Carangrejo.
Arkeolog tim BPCB, Nonuk Kristiana menerangkan pihaknya datang ke Desa Carangrejo setelah mendapat laporan dari komunitas cagar budaya untuk dilakukan pendataan. Seperti lokasi penemuan benda purbakala seperti batu Yoni, watu lumpang, batu bata kuno, watu lemper hingga situs sumur kuno.
"Hari ini kita datang untuk identifikasi, penanganan dan dokumentasi untuk dilakukan pendataan," terang Nonuk kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Batu Lingga Yoni di Ponorogo dan Mitosnya |
Menurut Nonuk, hasil identifikasi sementara sejumlah artefak sudah mengalami kerusakan. Seperti batu Yoni yang kini digunakan sebagai tempat sakral warga setempat. Serta diberi pagar pembatas disekitar lokasi batu Yoni.
"Tadi pasangan batu Yoni juga sudah tidak ada, bagian sisi sisinya sudah rusak, namun masih dirawat," ujar Nonuk.
Nonuk menambahkan untuk masa pembuatan sejumlah artefak tersebut belum bisa dipastikan, karena saat ini sudah dalam keadaan rusak, namun untuk sebagian masih bisa diidentifikasi dilihat batu yang digunakan.
"Kalau watu lumpang belum dipastikan, sedangkan kalau Yoni sejenis batunya andesit kemungkinan dari jaman Hindu Budha," imbuh Nonuk.
Sedangkan untuk sejumlah watu lumpang, lanjut Nonuk, hingga kini tersimpan di sejumlah pekarangan milik warga. Pihaknya juga sudah melakukan rekomendasi kepada kepala desa Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo untuk dilakukan pemindahan.
"Untuk Yoni kita biarkan karena sudah terawat dan digunakan untuk acara adat, untuk watu lumpang kita rekomendasikan untuk dipindahkan ke balai penyelamatan cagar budaya," pungkas Nonuk.
(iwd/iwd)