Bukti-bukti sejarah menunjukkan nama Majapahit digunakan sejak kerajaan itu masih berdiri. Kerajaan yang didirikan Raden Wijaya pada 1293 masehi itu juga disebut Wilwatikta.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan nama Majapahit ditemukan di Prasasti Prapancasarapura yang dibuat tahun 1337 masehi. Yaitu pada masa Tribhuwana Tunggadewi yang menjadi Ratu Majapahit tahun 1329-1350 masehi.
Menurutnya, prasasti menggunakan Bahasa Jawa Kuno yang ditemukan di Surabaya itu baru dibaca oleh peneliti asal Belanda, Nicholaas Johannes Krom tahun 1900an. Saat ini, Prasasti Prapancasarapura menjadi koleksi Museum Nasional.
"Sumber nomor satu di Prasasti Prapancasarapura disebutkan Gajah Mada menjadi patih di Majapahit. Pada Prasasti itu Majapahit ditulis Majhapait. Prapancasarapura satu-satunya prasasti yang menyebutkan Majapahit," kata Wicaksono kepada detikJatim, Selasa (28/12/2021).
Nama Kerajaan Majapahit, lanjut Wicaksono juga ditemukan di sumber sejarah peringkat kedua, yaitu Negarakertagama. Kitab sastra Jawa Kuno itu ditulis Empu Prapanca pada masa Raja Hayam Wuruk yang berkuasa di Majapahit tahun 1350-1389 masehi.
Setelah Majapahit runtuh, Negarakertagama baru ditemukan Filolog asal Belanda, Jan Launrens Andries (JLA) Brandes di perpustakaan Raja Lombok di Cakranagara, Mataram, NTB tahun 1894 masehi. Dalam naskah sastra ini, Kerajaan Majapahit disebut Wilwatikta.
"Di Negarakertagama Majapahit disebut Wilwatikta. Wilwa artinya buah maja, Tikta artinya pahit. Wilatikta dan Majapahit dua nama dengan arti sama, juga sama-sama Bahasa Jawa Kuno. Tidak paham kenapa (ada dua penyebutan untuk Kerajaan Majapahit)," terangnya.
(fat/fat)