Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga telur ayam di pasaran. Ia menyebut adanya praktik curang yang dilakukan oknum middleman yang sengaja mempermainkan harga komoditas pangan tersebut.
Menurut Sudaryono, harga telur ayam yang dijual peternak berada di kisaran Rp 24.000 hingga Rp 26.000 per kilogram. Namun, di beberapa daerah ditemukan harga jual di pasaran yang melebihi harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 30.000 per kilogram.
"Hanya kemudian dari Rp24.000 ke Rp26.000 ini, ada beberapa daerah yang menjualnya lebih dari HET, HET-nya Rp30.000. Nah, kami melihat dan menduga bahwa ada beberapa oknum middleman yang secara sengaja, karena ada kebutuhan tambahan seperti MBG dan lain-lain, kemudian mengambil kesempatan dalam kesempitan sehingga beberapa yang naik," kata Sudaryono di Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma Surabaya, Jumat (21/11/2025).
Kementerian Pertanian pun menggandeng Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk mengusut dan menertibkan oknum pelaku kecurangan tersebut, khususnya yang merugikan masyarakat.
"Ini sekarang sedang ditertibkan. Kementerian Pertanian menggandeng Satgas Pangan di Bareskrim Polri untuk menindak ini semua karena ini meresahkan masyarakat. Peternaknya sudah kita cek di setiap kandang, berapa dia jual telur per kilogram keluar kandang, dan hampir semua peternak ini tertib," jelasnya.
Sudaryono menambahkan, hasil temuan Kementan menunjukkan bahwa harga telur ayam per kilogram di tingkat peternak paling mahal berada pada angka Rp26.000. Karena itu, pihaknya akan menindak tegas oknum yang menjual telur di atas HET.
"Paling mahal Rp 26.000. Hanya Rp 26.000 dan HET-nya Rp 30.000 sehingga ada spare Rp 4.000. Nah, ini ada yang lebih, ada Rp 31.000, Rp 31.500. Sebenarnya naiknya enggak terlalu signifikan, tapi di atas HET, dan ini akan kita tertibkan," pungkasnya
Simak Video "Video: Produksi Beras Nasional Tahun Ini Sudah 33,19 Juta Ton"
(ihc/hil)