Pemprov Jatim melalui Dinas Koperasi dan UKM terus mendorong penerapan digitalisasi bagi produk-produk pesantren atau OPOP. Langkah ini demi membantu UMKM semakin berkembang.
"Bagaimana OPOP itu melangkah untuk sampai kepada digitalisasi, menggunakan platform digital dalam pemasaran. Ini sudah mulai mereka menggunakan online shop-nya, menggunakan marketplace-nya, dan juga pembayarannya sudah digital," ujar Sekdaprov Jatim Adhy Karyono saat membuka OPOP Expo 2025 di Atrium Royal Plaza Surabaya, Kamis (13/11/2025).
OPOP adalah program yang diinisiasi Pemprov Jatim untuk meningkatkan perekonomian dan kemandirian pesantren. Program ini sudah berjalan 7 tahun dan dinilai berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Dari tahun ke tahun jumlah pesantren yang memiliki usaha terus meningkat dan berkembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baik yang didukung pendanaannya, pembinaannya oleh Pemprov, maupun oleh secara mandiri, stakeholdernya. Yang kedua, jumlah produk unggulannya bertambah. Yang ketiga, transaksinya bertambah, dan juga ada jangkauan untuk penjualnya untuk pemasarannya sampai ekspor," katanya.
Adhy mengatakan, bahwa hal ini membuktikan program OPOP terbukti menggerakkan ekonomi pesantren, sehingga diharapkan menumbuhkan entrepreneurship. Pesantren bukan hanya sekedar tempat pendidikan, tetapi juga pemberdayaan ekonomi dan kemandirian pesantren.
"Dan akhirnya bisa juga, bukan hanya memenuhi captive market di pesantrennya saja, tetapi juga masyarakat sekitar dan juga pasar," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim Endy Alim Abdi Nusa menjelaskan program OPOP terbukti menumbuhkan kemandirian pesantren melalui sektor ekonomi. Tidak hanya di dalam pesantrennya, tapi seputar pesantren, hingga alumninya.
"Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu care terhadap ekosistem perasantren. Jadi temen-temen di pesantren itu tidak hanya belajar saja terkait ilmu agama, tapi juga diajarkan ilmu yang lain yaitu ilmu ekonomi, bagaimana bisa memberdayakan semua santrinya, terus ada alumninya," terangnya.
Endy menceritakan, ada pesantren yang pemasarannya menembus luar Jatim. Ternyata hal itu didukung oleh jaringan alumni pesantren tersebut. Oleh karena itu, program OPOP terbukti tidak hanya meningkatkan ekonomi pesantren, tetapi juga santrinya dan alumninya.
"Artinya itu yang kita dorong, supaya temen-temen Pesantren itu bisa berdaya dan mandiri," tuturnya.
OPOP Expo 2025 diikuti 40 pesantren dengan berbagai produk unggulan. Mulai dari makanan, minuman, kriya atau kerajinan, hingga fashion. Bahkan, Bank Jatim turut memberikan dukungan terkait dengan pembiayaan atau modal.
Sekjen OPOP, Gus Ghofirin berharap OPOP Expo ini menjadi ajang UMKM semakin dikenal oleh masyarakat luas.
"Kami yakin UMKM terutama yang beradi bawah naungan OPOP semakin go public dan makin terkenal. Outputnya tentu memberi kesejahteraan di dunia UMKM pesantren," tandas Gus Ghofirin.
(dpe/abq)












































