Emas Perhiasan-Cabai Merah Picu Jatim Inflasi 0,30% Periode Oktober 2025

Emas Perhiasan-Cabai Merah Picu Jatim Inflasi 0,30% Periode Oktober 2025

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 03 Nov 2025 15:45 WIB
Warga Surabaya berburu emas perhiasan
Warga Surabaya berburu emas perhiasan/Foto: Aprilia Devi/detikJatim
Surabaya -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,30% secara bulan ke bulan (m-to-m) pada periode Oktober 2025. Salah satu pemicunya adalah emas perhiasan.

"Pada bulan Oktober 2025, Provinsi Jawa Timur tercatat mengalami inflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,30%, inflasi tahun kalender (y-to-d) 1,98%, dan secara tahun ke tahun (y-on-y) sebesar 2,69%," ujar Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jawa Timur Debora Sulistya Rini, Senin (3/11/2025).

Ia menyebut, jika dibandingkan dengan angka nasional sebesar 0,28%, maka inflasi m-to-m Provinsi Jatim ini tercatat lebih tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inflasi m-to-m terjadi di seluruh kabupaten IHK (indeks harga konsumen) di Jatim. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep mencapai 0,62% dan terendah di Kabupaten Gresik sebesar 0,20%," beber Debora.

ADVERTISEMENT

Adapun komoditas utama pendorong inflasi bulan ke bulan (m-to-m) Provinsi Jawa Timur pada Oktober 2025 adalah emas perhiasan.

Pada Oktober 2025, tren kenaikan harga emas global masih berlanjut, bahkan sekitar minggu ke-3 telah berada pada puncak tertingginya. Perkembangan harga tersebut memicu perubahan harga produk turunannya, seperti emas perhiasan.

Meski harga emas sudah berangsur-angsur mengalami penurunan harga hingga akhir Oktober, namun secara umum harga emas masih lebih mahal jika dibandingkan dengan harga bulan September 2025.

"Emas perhiasan mengalami inflasi 11,96% dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,23%," jelas Debora.

Selain itu, telur ayam ras dan cabai merah juga menjadi komoditas penyumbang inflasi. Telur ayam ras mengalami inflasi 6,91% dengan andil 0,07%. Hal tersebut sejalan dengan terjadinya kenaikan permintaan telur ayam ras di beberapa wilayah yang tidak mampu diimbangi dengan produksi lokal. Akibatnya, terjadi kenaikan harga.

Sementara itu, cabai merah mengalami inflasi 32,82% dengan andil 0,04%. Saat ini cabai merah produksinya tengah berkurang dipengaruhi oleh masa panen.

Sebaliknya, ada pula beberapa komoditas yang menjadi penahan inflasi periode ini yakni cabai rawit yang mengalami deflasi 8,19% dengan andil negatif 0,02%.

"Daging ayam ras juga mengalami deflasi sebesar 0,73% dengan andil negatif 0,01%," lanjut Debora.

Tak hanya di Jawa Timur, Debora menyatakan bahwa inflasi bulan ke bulan periode Oktober 2025 ini juga terjadi di beberapa provinsi lain di Indonesia.

"26 dari 38 provinsi turut mengalami inflasi pada bulan Oktober 2025," pungkasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads