Bata Ringan Disulap Jadi Karya Seni Bernilai Tinggi di Kota Batu

Bata Ringan Disulap Jadi Karya Seni Bernilai Tinggi di Kota Batu

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 10 Sep 2025 08:00 WIB
Tomi Adi Winarko sulap bata ringan jadi karya seni bernilai tinggi
Tomi Adi Winarko sulap bata ringan jadi karya seni bernilai tinggi (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Batu -

Siapa sangka, bata ringan yang digunakan mendirikan bangunan bisa disulap menjadi karya seni bernilai. Lewat tangan dingin Tomi Adi Winarko (38) warga Kota Batu berhasil membuktikan bata ringan bisa bertansformasi menjadi aneka dekorasi ruangan hingga lampu hias yang memukau.

Tomi yang merupakan lulusan seni desain dari Universitas Negeri Malang (UM) mulai merintis usahanya pada tahun 2011. Diawali dari membuka galeri yang berada di ruangan berukuran 2 Γ— 10 meter, ia mulai menciptakan berbagai karya menarik dengan bahan dasar bata ringan.

"Di kampung saya Dusun Rejoso ini memang hampir 70% warganya pekerjaanya sebagai pengrajin alat dapur, terutama cobek batu. Tapi berjalannya waktu, para pengrajin beralih menggunakan kayu karena bahan baku batu semakin sulit didapat," terang Tomi saat ditemui di galeri SMOT pada Rabu (10/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari kendala sulit mendapatkan bahan dasar batu itu, kemudian saya terpikirkan untuk menggunakan bata ringan. Saya akhirnya mencoba mengukir bata ringan dan ternyata bisa mendapatkan hasil dan tekstur yang bagus. Mulai trial and error saya lakukan secara terus menerus," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Awalnya, karyanya sempat dianggap aneh karena bentuk dan visual tidak umum. Namun, seiring berjalannya waktu, produknya mulai diminati banyak orang, bahkan dia juga sampai mendapatkan pesanan dari luar negeri. Seperti Prancis, Portugal dan Belanda.

"Kalau bisa sampai luar negeri itu, ceritanya dari saya yang rutin upload karya saya di instagram @SMOT_Project. Tau-taunya tahun 2015 ada yang kontak bule bilang kalau tertarik dengan karya buatan saya. Dari situ, mulai ada permintaan luar negeri," ungkap Tomi.

Permintaan dari luar negeri pun beragam, tidak hanya terbatas dengan bahan dasar bata ringan, tapi juga dari sisa-sisa kayu buangan. Momen yang paling dia ingat ketika mendapatkan pesanan dari Portugal untuk membuat lima buah patung berukuran 2 meter.

"Tahun 2020 itu saya dapat pesanan dari Portugal sebanyak 5 buah patung berukuran sekitar 2 meter. Itu masing-masing harganya Rp 9 juta. Saat mengirim itu pakai kontainer besar sampai susah masuk karena tempat saya masuk gang-gang sempit," terangnya.

Karya seni dekorasi ruangan buatanya dibandrol mulai dari harga Rp 50 ribu-Rp 150 ribu untuk ukuran kecil sampai sedang. Harga akan semakin tinggi menyesuaikan dengan ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan pesanan.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads