Situasi tak kondusif di Surabaya dalam beberapa hari terakhir memberikan dampak signifikan terhadap pusat-pusat perbelanjaan. Berbagai pihak pun berharap kondisi ini segera pulih.
Dari pantauan detikJatim di salah satu pusat perbelanjaan, Tunjungan Plaza, suasana mal sejak Senin (1/9) siang hingga sore hari ini terpantau cukup lengang.
Salah satu kasir tenant minuman yang enggan disebutkan namanya menduga masyarakat masih takut datang ke mal. Akan tetapi ia tak dapat berkomentar soal kerugian selama situasi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasinya hampir mirip seperti COVID ya. Terutama weekend kemarin. Tapi hari ini sudah mulai (lebih ada pengunjung)," ujarnya kepada detikJatim, Senin (1/9/2025).
Namun, Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi, menyebut momen terberat sudah terlewati. Ia optimis kondisi segera pulih agar roda ekonomi bisa kembali berputar.
"Itu klimaksnya sudah lewat. Kenapa demikian? Karena sudah ada satu ketegasan dari pemerintah untuk melakukan tindakan tegas. Nah, ini yang juga memang seharusnya kita harapkan lebih awal, lebih cepat bisa dilakukan. Karena memang dampaknya sangat sangat parah untuk seperti kita di retail pusat-pusat perbelanjaan itu. Kalau ini dibiarkan berlarut-larut akan sangat berpengaruh," ungkap Sutandi saat dihubungi detikJatim.
Ia bersyukur kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan optimistis pemulihan sudah mulai berangsur normal sejak Sabtu (31/8) kemarin.
"Tetapi kita bersyukur bahwa kondisi ini tidak berlangsung berlarut-larutlah. Saya yakin minggu ini kita sudah dalam pemulihan," imbuhnya.
Sutandi menyoroti bahwa pusat-pusat perbelanjaan di pusat kota, seperti Tunjungan Plaza (TP) hingga Plaza Surabaya terdampak cukup parah. Mengingat akses jalan yang sempat diblokir massa hingga diwarnai aksi pembakaran petasan, barier, dan lainnya.
Kekhawatiran pengunjung dan tenant pun sempat membuat suasana tidak kondusif hingga membuat mal sempat tutup. Tunjungan Plaza sendiri memilih tutup pada Sabtu (30/8) pagi hingga sore.
"Terutama untuk mall yang berada di pusat kota ya, seperti Tunjungan Plaza, Plaza Surabaya juga. Ya, ini memang sangat terpengaruh dengan kondisi yang ada karena kekhawatiran ya, kekhawatiran dari para tenant dan juga pengunjung karena sangat tidak kondusif gitu. Ini tentunya berpengaruh ke perputaran ekonomi di situ," jelasnya.
Direktur Marketing Pakuwon Group itu juga menyatakan, meskipun belum ada angka pasti soal kerugian yang terjadi selama dua hari karena situasi di Surabaya, penurunan omzet dinilai cukup signifikan.
"Kita tidak punya data persisnya ya, tetapi cukup signifikan tentunya karena kalau di Tunjungan Plaza paling tidak ada 800 toko, termasuk toko-toko entertainment yang mungkin omzet satu harinya bisa lumayan. Nah, ini saya rasa cukup signifikan lah," tuturnya.
Ia menggambarkan potensi transaksi di mal Surabaya dalam kondisi normal. Misalnya, satu department store bisa mencatat omzet Rp400-500 miliar per tahun, sementara toko fashion besar bisa meraup hingga Rp 20 miliar per bulan. Toko FnB sendiri rata-rata mencatat omzet sekitar Rp800 juta.
"Itu tinggal dibagi saja perkiraan per harinya berapa dan ada berapa toko. Tentu sangat terdampak," katanya.
Sutandi juga menyoroti situasi yang terjadi di lapangan saat aksi.
"Sebenarnya kalau kita melihat, selama demo itu adalah murni dari kalangan mahasiswa maupun buruh, seharusnya tidak terjadi anarki seperti kemarin. Polanya seperti orang shift saja kalau pagi mahasiswa, sore buruh, malam siapa enggak tahu itu," ujar Sutandi.
Untuk itu, APPBI Jatim berharap tidak ada kejadian serupa yang terulang.
"Ya, mudah-mudahan enggak terjadi lagi lah ke depan ini. Aparat kan sudah boleh melakukan tindakan tegas ya, semoga kondusif," ucapnya.
Terkait antisipasi, pihak mal juga memperkuat pengamanan, baik secara internal maupun eksternal. Hal ini dilakukan agar pengunjung merasa aman dan nyaman kembali datang ke pusat perbelanjaan.
"Kita punya pengamanan swakarsa melalui satpam-satpam yang kita leburkan dan tentunya kita juga dibantu pengamanan dari pihak aparat ya, baik itu dari TNI/Polri," tuturnya.
APPBI Jatim pun mengajak masyarakat untuk tidak takut berkunjung ke pusat-pusat perbelanjaan karena situasi telah berangsur kondusif. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan roda ekonomi bisa kembali berputar dan sektor retail kembali bergeliat.
"Saya rasa juga ada yang lewat lah. Ini sudah sangat kondisif dan saya rasa minggu ini akan ada pemulihan," pungkasnya.
(auh/abq)