Industri garmen dengan brand lokal berupaya tetap eksis di tengah ketidakpastian. Di momen Ramadan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 2025 ini mereka memproduksi ribuan busana Muslim.
Seperti J99 garment yang berada di kawasan Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, ini mulai memproduksi busana Muslim untuk memenuhi permintaan pasar.
Selain untuk menyuplai permintaan brand costumer, mereka juga memproduksi baju Muslim untuk kebutuhan brans mereka sendiri, yakni Shades dan Fabrica.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur J99 Garmen Hariadi Waskita B mengaku produksi baju Muslim pada Ramadan kali ini mencapai 4 ribu baki yang dipasarkan lewat e-commerce dan offline di pameran fashion dan store mereka.
"Pada Ramadan tahun ini, produk kita di angka 4 ribu pieces atau stel. Untuk produk baju muslim wear dari brand kita sendiri dan brand customer yaitu Shades dan Fabrica," kata Hariadi kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).
Menurut Hariadi, jumlah produksi mengalami peningkatan 50 persen hingga 100 persen jika dibandingkan dengan produksi di hari-hari biasa.
Untuk lebaran kali ini brand mereka meluncurkan produk baru seperti setelan gamis, hijab dan mukena yang dijual dari Rp250 ribu hingga Rp500 ribu.
"Kami produksi massal meningkat juga di angka 50 persen hingga 80 persen, baju muslim saja dengan macam produk mukena, gamis serta hijab," tuturnya.
Hariadi menambahkan, sebagai salah satu konveksi terbesar di Jawa Timur, pihaknya konsisten menghadirkan produk-produk unggulan melalui brand internal seperti Shades, Fabrica dan Nain yang khusus memproduksi muslim wear.
Fabrica, adalah merk pakaian yang mengusung gaya kasual, sementara Nain merupakan brand yang fokus pada pakaian olahraga dengan kualitas terbaik untuk berbagai aktivitas fisik dan gaya hidup aktif.
"Shades dihadirkan sebagai jawaban bagi mereka yang mencari muslim wear dengan gaya elegan. Lebih dari sekadar pakaian, setiap koleksi Shades dirancang untuk memberikan kenyamanan, namun tetap stylish," jelasnya.
"Untuk distribusi, kita ada channel e-commerce untuk penjualan online, dan kita ada penjualan offline, untuk even offline, event apparel atau pameran busana muslim kita ikut berjualan di situ," sambungnya.
Sementara untuk pengerjaan di pabrik, dibantu dengan insfrastruktur yang lengkap. Terdapat sekitar 100 mesin jahit yang dioperasionalkan setiap hari. Dengan jumlah ratusan karyawan yang mayoritas ibu rumah tangga berasal dari warga sekitar.
Hariadi juga menegaskan, pihaknya tidak takut bersaing dengan gempuran konveksi dari luar negeri yang juga mempunyai harga bersaing. pihaknya tetap optimistis usaha ini akan terus berkembang ke depannya.
(dpe/iwd)