Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0.46% periode bulan Desember 2024 (month to month). Sementara, secara tahunan (year on year), terjadi inflasi sebesar 1,51%.
Hal itu diketahui berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari kabupaten/kota se-Jawa Timur.
"Inflasi pada periode Desember sebesar 0.46% (m-to-m). Jika dibanding inflasi nasional, inflasi Jatim sedikit lebih tinggi dimana nasional sebesar 0,44%," ujar Kepala BPS Jatim Dr. Ir. Zulkipli dalam konferensi pers, Kamis (2/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkipli menjelaskan, penyumbang utama inflasi bulan Desember 2024 di Jatim secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,40% terhadap inflasi umum.
Sementara, komoditas yang berkontribusi mendorong terjadinya inflasi periode Desember 2024 salah satunya telur ayam ras.
"Untuk Desember 2024, pendorong utama telur ayam ras dengan andil 0,10%, lalu cabai rawit dengan andil 0,05%, cabai merah dan bawang merah berturut-turut dengan andil 0.04%, serta minyak goreng yang menyumbang andil 0.03%," tutur Zulkipli.
Zulkipli menerangkan, peran dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sangat signifikan dalam menentukan pergerakan harga secara umum di Provinsi Jawa Timur.
Selain itu ada beberapa catatan peristiwa penting sepanjang tahun 2024 yang juga mempengaruhi laju inflasi.
Seperti kenaikan harga emas dunia yang mendorong inflasi emas perhiasan cukup signifikan beberapa tahun terakhir.
"Kemudian naiknya harga crude palm oil (CPO) yang juga mendorong kenaikan harga minyak goreng, terutama pada beberapa periode terakhir 2024," bebernya.
Zulkipli melanjutkan, adanya fenomena cuaca El Nino juga ikut mempengaruhi.
"El Nino berdampak pada menurunnya masa panen padi, termasuk di Jatim, juga menjadikan harga cabe rawit, cabai merah, bawang merah, dan tomat cukup fluktuatif sepanjang 2024," lanjutnya.
Lalu, kenaikan harga makanan unggas pun turut mendorong inflasi komoditas hasil peternakan seperti daging ayam ras dan telur ayam ras.
Belum lagi beberapa kebijakan pemerintah seperti PT Pertamina (Persero) yang telah melakukan beberapa kali penyesuaian harga BBM Non Subsidi, kenaikan cukai rokok, hingga kebijakan terkait Domestic Market Obligation (DMO) minyak goreng rakyat juga membawa pengaruh.
Dengan inflasi sebesar 0,46% pada periode Desember 2024 ini, Jawa Timur saat ini berada pada urutan ke 19 untuk rerata inflasi secara nasional.
"Kalau dibanding seluruh provinsi, posisi Jawa Timur saat ini di tengah, yakni ke 19 di antara 38 provinsi yang ada di Indonesia," pungkasnya.
(dpe/hil)