Umar Patek dan Eks Kadensus 88, Dulu Musuh Kini Bersatu Lewat Kopi Ramu

Umar Patek dan Eks Kadensus 88, Dulu Musuh Kini Bersatu Lewat Kopi Ramu

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 16 Okt 2024 14:47 WIB
Umar Patek dan Marthinus Hokum bertemu dalam launching Ramu Kopi.
Umar Patek dan Marthinus Hokum bertemu dalam launching Ramu Kopi. (Foto: Budi Hartadi/detikJatim)
Surabaya -

Sebagian orang mungkin masih memandang negatif bila mendengar nama Umar Patek. Eks napiter itu merupakan salah satu yang terlibat dalam peristiwa Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang.

Umar Patek ditangkap di Pakistan pada 2011 setelah sempat menjadi buronan dan tinggal di beberapa negara, termasuk Filipina. Bahkan, karena statusnya dulu sebagai gembong teroris internasional, Amerika Serikat saat itu membanderol kepala Umar Patek seharga 10 juta USD.

Namun, usai menjalani hukuman selama 20 tahun penjara sejak 2012 dan dinyatakan bebas bersyarat dari Lapas Kelas I Surabaya atau Lapas Porong pada 7 Desember 2022, Umar Patek telah banyak berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak dinyatakan bebas, ia sudah memohon maaf atas keterlibatannya dalam Bom Bali, menyatakan ikrar setia kepada NKRI, hingga membantu pemerintah dalam upaya deradikalisasi.

Umar Patek dan Eks Kepala Densus 88drg David, Umar Patek dan Eks Kepala Densus 88 Foto: Budi Hartadi/detikJatim

Umar pun telah kembali di tengah masyarakat. Ia tinggal bersama istrinya Ruqayyah Husein di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Menariknya, kini Umar memiliki bisnis kopi bernama Ramu Kopi atas dukungan drg David Andreasmito.

ADVERTISEMENT

"Ramu ini kalau dibalik jadi 'Umar'. Kedua, Umar dulu meramu bom, sekarang meramu kopi," ujar Umar Patek saat soft launching Ramu Kopi di Surabaya, Rabu (16/10/2024).

Siapa sangka, ternyata Ramu Kopi ini juga berhasil mempertemukan kembali Umar Patek dengan Kepala Densus 88 Antiteror Polri Komjen Marthinus Hukom yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Marthinus dulu juga terlibat dalam operasi pencarian pelaku Bom Bali I.

Umar sangat ingin Marthinus hadir mencicipi Ramu Kopi buatannya yang baru saja di-launching itu.

"Pak Marthinus dulu Densus 88 yang mengejar saya, dia dulu Kepala Densus. Tapi dia sudah baik dengan saya," katanya.

Saat hadir di tengah soft launching Ramu Kopi buatan Umar Patek, Marthinus mengatakan Umar adalah sosok yang hebat.

"Saya mengakui beliau sebagai orang yang hebat, beliau telah mengakui kita juga sebagai orang-orang yang hebat. Karena itulah saya bilang sudah dikepung berkali-kali dan dinyatakan mati berkali-kali oleh pemerintah Filipina, tapi hari ini beliau ada di sini," kata Marthinus.

Umar Patek dan Marthinus Hokum berpelukan dalam launching Ramu Kopi.Umar Patek menunjukkan Ramu Kopi Foto: Budi Hartadi/detikJatim

"Jadi bayangkan ini seorang Umar Patek yang terlihat kecil (badannya) tapi ditakuti oleh orang-orang Filipina dan Amerika, bahkan dikasih banderol 10 juta dolar Amerika," lanjutnya.

Dalam pertemuan itu, Umar dan Marthinus pun bersalaman hingga berpelukan. Menjadi pemandangan yang menyejukkan bagi masyarakat melihat bagaimana dua sosok yang sempat bermusuhan saat ini, sudah berdamai dan saling menghargai.

Sementara itu, drg David Andreasmito mengatakan ia sengaja membantu Umar untuk membuat Ramu Kopi hingga mendatangkan Marthinus dalam soft launching, sebab ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa menerima kehadiran eks napiter, dan berharap orang lain pun bisa menerimanya.

"Saya tunjukkan ke dunia kalau orang bisa sadar. Saya ingin Umar bisa memenuhi kebutuhannya, termasuk dengan bisnis ini. Umar bilang orang yang paling dihargai adalah Pak Marthinus yang dulu mengejar dia, jadi kami undang (dalam soft launching)," kata David.

Umar berharap kopi buatannya bisa diterima dengan baik dan laris di pasaran. Ia juga ingin bisa hidup dengan mandiri dan memberikan manfaat untuk masyarakat.

"Tentunya manusia wajar ingin (kopinya) laris. Laris tapi berkah. Saya ingin punya usaha sendiri, salah satunya ini biar hidupnya gak nebeng terus," tutur Umar.

Ramu Kopi buatan Umar ini menggunakan kopi khas Bondowoso. Cita rasanya cukup unik yakni terdapat rasa coklat yang berbeda dengan kopi lainnya. Kopi ini nantinya akan didistribusikan ke warung kopi, tempat wisata, hingga berbagai daerah di Indonesia maupun dunia.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads