SPBU di Surabaya mencatat peningkatan penjualan Pertamax seiring penurunan harga BBM nonsubsidi itu. Namun, konsumen Pertalite tetap setia dengan alasan harga yang lebih terjangkau.
"Untuk 1 Oktober lebih ramai dibandingkan hari-hari biasanya, lebih banyak penjualan yang non-subsidi, yaitu Pertamax," ujar Raharjo, pengawas SPBU di Jalan Raya Ngagel, Surabaya, Selasa (1/10/2024).
Dia pun menyampaikan harapan dari perusahaan BUMN penyedia BBM tempat dirinya bekerja tentang peralihan konsumen dari Pertalite ke Pertamax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bisa yang lebih ramai yang Pertamax, soalnya yang subsidi sekarang harus pakai barcode ngisinya. Jadi mereka beralih ke non-subsidi karena nggak mau ribet. Tapi ya konsumen berharap harga lebih turun," katanya.
Pertamax mengalami penurunan harga sebesar Rp 850/liter dari sebelumnya Rp 12.950/liter menjadi Rp 12.100/liter. Sedangkan harga Pertalite tetap Rp 10.000/liter.
Meski ada penurunan harga, masih ada sebagian konsumen pengguna Pertalite yang enggan beralih ke Pertamax. Salah satu pembeli yang sedang mengantre untuk membeli Pertalite menjelaskan alasannya.
"Saya gak beli Pertamax karena harganya masih lebih murah Pertalite, harganya cuma Rp 10.000, sedangkan Pertamax cuman turunnya cuma Rp 850/liter," kata Aril, salah satu konsumen.
Di sisi lain, ada juga konsumen yang lebih memilih Pertamax karena alasan kebutuhan. Matbuhari mengaku hendak melakukan perjalanan jauh, dia memilih Pertamax karena lebih cocok untuk itu.
"Kalau untuk perjalanan jauh lebih enak pakai Pertamax, bukan karena harganya lebih murah. Tarikannya lebih enak, sedangkan Pertalite memang untuk motor yang biasa karena lebih murah," ucap Matbuhari.
Sebelumnya, penurunan harga BBM nonsubsidi diterangkan Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari. Dia sebutkan penurunan harga ini terjadi karena harga BBM non subsidi dievaluasi berkala mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus, serta mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi rutin dilakukan. Bisa tetap, bisa naik dan bahkan bisa turun, tergantung trend harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Pada Oktober ini, semua harga BBM non subsidi Pertamina mengalami penurunan harga," jelas Heppy.
BBM nonsubsidi yang turun harga per 1 Oktober adalah Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Sedangkan, BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar tidak mengalami penurunan harga.
Harga BBM Pertamax di SPBU Jatim mulai 1 Oktober 2024 turun Rp 850, dari sebelumnya Rp 12.950 menjadi Rp 12.100 per liter. Lalu untuk Pertamax Green 95 turun Rp 950 menjadi Rp 12.700 dari harga awal Rp 13.650 per liter.
Adapun Pertamax Turbo turun harga sebanyak Rp 1.220 dari sebelumnya Rp 14.470 menjadi Rp 13.250. Dexlite turun Rp 1.350 dari sebelumnya Rp 14.050 menjadi Rp 12.700.
Sementara, Pertamina DEX juga mengalami penurunan harga menjadi Rp 13.150/liter dari semula Rp 14.550/liter. Artinya, harga Pertamina DEX turun Rp 1.400/liter.
(dpe/iwd)