Asa petani tomat meraup untung di musim kemarau berujung buntung. Sebab, harga tomat turun drastis. Jika dihitung dengan biaya produksi, petani telah merugi sampai 40 persen.
Salah satu petani tomat di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Gimo mengaku harga jual tomat saat ini hanya sebesar Rp 1.500 per kilogram.
Idealnya, harga tomat bisa mencapai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per kilogram, agar petani bisa meraup keuntungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga kini Rp 1.500, murah sekali kalau segitu. Kalah sama biaya produksi rugi 40 persen," ujar Gimo kepada wartawan, Kamis (5/9/2024).
Gimo menjelaskan, saat ini masih ada panen kedua tanaman tomat sayur miliknya. "Ini panen kedua, kemarin cuma dapat harga Rp 1/500 per kilo. Ya kalau dihitung ongkos produksi kita rugi," jelasnya.
Menurut Gimo, kemarau panjang juga berdampak pada komoditas tomat yang biasa digunakan sebagai bahan utama memasak di dapur.
"Tomatnya jadi keriput begini, karena memang harus sering dapat air. Sore ini akan kita siram," tuturnya.
![]() |
Dengan harga jual hanya Rp 1.500 per kilogram, lanjut Gimo, tak sebanding dengan ongkos memanen dan juga biaya produksi menanam tomat sayur dari awal.
Harga tomat sayur yang murah, diduga Gimo karena memang banyak petani yang juga menanam komoditas yang sama.
"Faktor murahnya itu mungkin banyak yang menanam tomat juga ya, sehingga di pasar banyak. Sementara kondisi tomat yang keriput, karena memang kekurangan air. Karena untuk mendapatkan air disini kan juga harus giliran mas," katanya.
Gimo mengaku, harga tomat termahal juga pernah ia dapat pada bulan April 2024 lalu. Petani dapat menerima harga jual Rp 15 ribu per kilonya.
"Harga tomat sayur termahal kemarin di bulan April lalu. Per kilogramnya sampai Rp 15 ribu. Sementara standar harga yang masih menguntungkan bagi petani di angka Rp 5 ribu per kilonya," beber Gimo.
Anjloknya harga tomat di tingkat petani, turut memengaruhi harga tomat di pasar tradisional. Seperti di Pasar Induk Sayur Karangploso, Kabupaten Malang.
Untuk satu peti tomat dengan berat hampir 10 kilogram, hanya laku dijual Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu saja. Kondisi ini menurun drastis dibandingkan sebelumnya, di mana harga jual satu peti tomat bisa mencapai Rp 110 ribu.
Khamim Tohari, salah satu pedagang mengatakan, anjloknya harga tomat disebabkan stok yang melimpah saat ini. Sementara, daya serap hasil produksi tomat menurun.
"Saat ini harganya hancur, cuma Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per peti. Padahal harga petinya saja Rp 15 ribu," ujar Khamim, terpisah.
(mua/hil)