Peran UMKM Perempuan Tinggi, Rawan Kena Penipuan-Butuh Edukasi Keuangan

Peran UMKM Perempuan Tinggi, Rawan Kena Penipuan-Butuh Edukasi Keuangan

Aprilia Devi - detikJatim
Minggu, 01 Sep 2024 04:31 WIB
diskusi Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga di Surabaya
Diskusi Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga di Surabaya (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Peran perempuan sebagai pelaku UMKM di Jawa Timur saat ini cukup signifikan. Berdasarkan data Biro Perekonomian Setdaprov Jatim, 54% dari sekitar 9,78 juta pelaku UMKM adalah perempuan.

Namun sayangnya perempuan sebagai pelaku UMKM juga cukup rentan mengalami berbagai risiko. Termasuk keamanan dalam ruang ekonomi digital. Apalagi saat ini marak terjadi berbagai kejahatan digital seperti penipuan, pinjaman online ilegal, dan lainnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari mengatakan pemahaman mengenai literasi keuangan dan literasi digital menjadi hal yang penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perempuan harus melek keuangan dan terliterasi serta membedakan mana yang legal dan ilegal. Harus bijaksana dalam penggunaan produk keuangan untuk kesejahteraan keluarga," ujar Friderica usai diskusi Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga di Surabaya, Sabtu (31/8/2024).

Sementara Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menjelaskan bahwa saat ini juga ada tren perempuan memiliki akses terhadap teknologi digital yang lebih tinggi dibanding pria.

ADVERTISEMENT

"Maka jika tidak diimbangi literasi keuangan yang baik, tentu akan merugikannya. Seperti terjerat pinjol, judi online, itu karena pemahaman yang rendah. Perlu dipahami bagaimana menggunakan sistem pembayaran yang baik," tutur Destry.

Dirinya juga membagikan beberapa tips agar perempuan tidak menjadi korban kejahatan digital dalam bidang keuangan. Di antaranya tidak mudah percaya dengan kode QRIS yang saat ini mulai menjadi metode pembayaran favorit masyarakat. Selain itu memastikan nama merchant atau penerima QRIS sesuai dengan tujuan saat bertransaksi.

Kemudian waspadai modus penipuan online melalui pengiriman aplikasi atau dokumen mencurigakan. Serta jangan mudah melakukan klik terhadap tautan yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

"Teknologi saat ini membawa kemudahan, namun juga memunculkan tantangan baru. Ibu-ibu harus pintar dalam mengoperasikan layanan digital, harus selalu waspada terhadap berbagai risiko," pungkasnya.




(fat/fat)


Hide Ads