Petani kakao di Kabupaten Madiun tengah bahagia. Pasalnya harga kakao saat ini naik tiga kali lipat mencapai Rp 90 ribu per kg.
"Alhamdulillah naik harga bagus ini cokelat (kakao) sampai Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu kemarin. Sebelumnya pernah harga Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu saja," ujar petani kakao Desa Batok Kecamatan Gemarang. Partun (65) kepada detikJatim Selasa (9/7/2024).
Meski sempat di harga Rp 90 ribu, kata Partun saat ini harga turun jadi Rp 80 ribu per kg. Dengan harga Rp 80 ribu, menurut Partun lebih bagus dari harga Porang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih bagus harga cokelat (kakao) dibanding porang harga kemarin hanya Rp 4 ribu per kg. Itu pun panen nunggu satu sampai dua tahun. Kalau kakao panen berkali-kali tergantung perawatan," jelas Partun.
Hal senada di sampaikan oleh Priono (35), ia mengaku lebih tertarik menanam kakao daripada porang. Sebab harga porang yang anjlok drastis.
"Ini saya mulai semai kakao rencana tanam nanti musim hujan. Kurang tertarik tanam porang," papar Priono.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Sumanto, menyampaikan jumlah petani kakao di Kabupaten Madiun mencapai 8.257 orang. Para petani tersebar di empat kecamatan wilayah pegunungan Wilis yakni Dolopo, Dagangan, Kare dan Gemarang.
"Para petani kakao ada di empat kecamatan yang merupakan di lereng Gunung Wilis. Mereka biasanya tumpangsari dengan tanaman lain seperti porang dan lainnya," kata Sumanto.
Menurut Sumanto, dari 8.257 petani tersebut dengan luas lahan 4.407 hektar dengan produksi setiap tahun bisa mencapai 892,5 ton.
"Alhamdulillah untuk produksi kakao setiap tahun sekitar hampir 900 ton dari luas sekitar 4.400 hektare," tandas Sumanto.
(abq/fat)