Tony Wenas Kunjungi Smelter Freeport di Gresik, Bulan Depan Beroperasi

Tony Wenas Kunjungi Smelter Freeport di Gresik, Bulan Depan Beroperasi

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Minggu, 26 Mei 2024 11:25 WIB
Presdir PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat mengunjungi Smelter PT Freeport di Gresik
Presdir PT Freeport Indonesia Tony Wenas saat mengunjungi Smelter PT Freeport di Gresik/Foto: Istimewa
Gresik -

Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (FI) Tony Wenas melakukan kunjungan ke Smelter Freeport Indonesia yang berada di kawasan JIIPE, Manyar, Gresik. Kunjungan ini untuk memastikan perusahaan ini siap beroperasi bulan depan.

"Saya berkunjung ke Smelter untuk memantau perkembangan penyelesaian pembangunan Smelter PTFI. Saat ini kami tengah melakukan proses commissioning yaitu pengujian, percobaan, trial, untuk memastikan peralatan dan sistem yang didesain, diinstal, dan dioperasikan sudah sesuai sebagai upaya menyelesaikan proyek smelter ini untuk selesai secara
substansial. Diharapkan pada bulan Juni ini sudah bisa beroperasi," kata Tony dalam keterangan yang diterima detikJatim, Minggu (26/5/2024).

Ia menjelaskan, pembangunan smelter merupakan komitmen perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan mendukung kebijakan hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek smelter kedua PTFI yang dibangun sejak Oktober 2021 ini dirancang mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas peleburan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun.

"Inilah yang menjadikan smelter ini sebagai tempat pemurnian tembaga dengan desain terbesar di dunia," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Pada Smelter di Gresik itu, lanjut Tony, dilengkapi Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat dan Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant. Semua itu untuk mendukung pemanfaatan maksimal bahan baku, produk samping maupun limbah agar dapat mencapai high efficiency smelting and refining process.

"Saat ini konsentrat hasil produksi PTFI sebesar 60% diekspor dan sisanya 40% dimurnikan di dalam negeri melalui PT Smelting di Gresik Jawa Timur menjadi katoda tembaga," tambahnya.

Meski demikian, lumpur anoda yang mengandung emas dan perak masih diekspor. Nantinya, jika smelter kedua ini beroperasi, pemurnian lumpur anoda 100% akan dilakukan di dalam negeri.

"Tentunya terdapat banyak tantangan dalam menyelesaikan smelter tembaga single-line dengan desain terbesar di dunia. Namun, tim proyek smelter, kontraktor dan sub kontraktor sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Begitu juga dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah kepada PTFI agar dapat menyelesaikan proyek ini tepat waktu," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads