Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meresmikan tajak sumur Infill dan clastic Banyu Urip di Blok Cepu Bojonegoro. Ia menyebutkan bahwa pada 2024 ini ada 7 pengeboran sumur infill clastic yang diharapkan menambah 20.000-30.000 barel/hari.
Arifin mengapresiasi ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mampu menjaga produksi di blok ini dengan optimal. Blok Cepu yang mulanya memiliki potensi 400 juta barel hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel.
"Saat ini direncanakan ada 7 pengeboran, jika dibandingkan 8 tahun lalu tidak ada sama sekali pengeboran. Harapannya, lapangan clastic memiliki potensi yang sama dengan lapangan carbonat yang memiliki potensi hingga 1 miliar barel," kata Arifin saat peresmian tajak sumur infill dan clastic Banyu Urip di Blok Cepu Bojonegoro, Jumat (1/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan bahwa saat ini produksi di blok Cepu Bojonegoro mulai menurun. Oleh karena itu, pemerintah bersama pihak terkait mendorong untuk menjaga produksi Banyu Urip.
"Diharapkan pengeboran sumur infill dan clastic ada tambahan 20.000-30.000 barel/hari, sehingga bisa menahan laju penurunan produksi. Ke depan diharapkan lapangan clastic menghasilkan yang sama dengan lapangan carbonat," tambahnya.
Dia mengaku bangga dapat bekerja sama dengan Exxon sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pengalaman dan teknologi yang mumpuni. Pihaknya akan terus melakukan kerja sama, termasuk carbon capture dan rencana investasi Exxon lainnya di Indonesia.
"Kami berharap banyak dengan output yang semaksimal mungkin dari lapangan Cepu," ujarnya.
Pengeboran sumur infill carbonat ini merupakan bagian dari drilling campaign di Blok Cepu yang dilakukan oleh Exxonmobil dimulai tahun 2024 hingga tahun 2026. Terdapat pengeboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastic.
![]() |
Pengeboran ini dilakukan di antara sumur produksi existing di lapangan Banyu Urip untuk mengambil minyak yang tidak bisa diambil oleh sumur sebelumnya, sekaligus membuktikan adanya cadangan reservoir clastics (Reservoir batu pasir).
Pengeboran ini juga diharapkan bisa menambah produksi lapangan Banyu Urip sebesar 42 juta barel. Dengan demikian produksi minyak di lapangan Banyu Urip yang saat ini berkontribusi sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional bisa meningkat.
Proyek Banyu Urip Infill and Clastic (BUIC) memiliki kontribusi besar terhadap aspirasi yang didukung penuh oleh Exxomobil, yaitu tercapainya target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal tahun 2030, sekaligus memperkuat keamanan energi nasional.
Sesuai rencana drilling campaign, pengeboran 2 sumur infill carbonat akan dilaksanakan tahun tahun ini, diproyeksi mulai onstream 2024 dengan dilakukan tie in ke fasilitas eksisting diikuti pengeboran 3 sumur infill carbonat dan 2 sumur clastic dalam periode hingga 2025 dan diharapkan on stream tahun 2026.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga produksi lapangan minyak di Banyu Urip agar tetap optimal. Produksi lapangan Banyu Urip telah melampaui target plan of development (POD) berkat berbagai upaya SKK Migas dan Exxon Mobil.
"Tajak sumur infill carbonat lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada," kata Dwi.
Dwi turut mengapresiasi EMCL dan Pertamina Drilling Service Indonesia yang telah memenuhi komitmen menjalankan drilling campaign dengan mempercepat pelaksanaan pengeboran. Dari semula akan dimulai September 2024, dia mendorong dipercepat pada Februari 2024 dan 1 Maret 2024.
Kegiatan hari ini tidak hanya meninjau tajak sumur infill carbonat, tetapi Kementerian ESDM dan SKK Migas mendorong kinerja operasi semakin optimal di Blok Banyu Urip.
"Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai target peningkatan produksi di masa depan, yaitu 1 juta barel minyak per hari (BOPD) 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional," katanya.
(dpe/fat)