Warga Banyuwangi menyerbu pasar murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Jatim. Pasar murah ini serangkaian kunjungan Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar Parawansa di halaman SMAN 2 Taruna Bhayangkara, Kecamatan Genteng, Minggu (11/2/2024).
Ratusan warga yang memadati area pasar murah rela antre demi mendapatkan sembako murah berupa beras, telur, gula dan minyak goreng. Salah satunya Desi (28), yang mengaku terbantu dengan keberadaan pasar murah tersebut.
"Alhamdulilah bisa berhemat puluhan ribu, karena harga bahan pokok seperti beras di pasar sekarang mahal," ungkap warga Genteng Kulon ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desi menyebut, harga beras di pasaran kini berkisar Rp 70 ribu lebih per 5 kilogram. Sementara di pasar murah ini dijual dengan harga Rp 51 ribu dengan berat yang sama.
Harga gula pasir di pasar murah ini dijual Rp 14 ribu, sementara di pasaran Rp 16 ribu-Rp 16.500 per kilogram. Ada juga telur yang cuma Rp 23 ribu, jauh lebih murah dibanding harga pasar antara Rp 26-27 ribu per kilogram.
"Meski setiap orang hanya dibatasi dua karung beras seberat 5 kilogram, tapi ini sangat membantu kami. Harapan kami bisa sering-sering mengadakan acara pasar murah seperti ini," cetusnya.
Warga lain, Kariadi (50) mengaku sengaja datang ke pasar murah tersebut untuk membeli beras. Tak sendiri, ia datang bersama salah satu anggota keluarganya.
"Satu orang cuma boleh beli dua kemasan beras, jadi saya sama anak beli biar bisa untuk persediaan di rumah," kata Kariadi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Diet mengatakan, kehadiran pasar murah dapat membantu mengendalikan harga pasar sehingga berdampak pada pengendalian Inflasi Daerah. Hal tersebut selaras dengan tugas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk melakukan langkah preventif dengan memastikan ketersediaan bahan pokok yang mudah dijangkau masyarakat.
"Ketika ada harga kebutuhan pokok tertentu yang melesat cukup tinggi, maka toko penyeimbang akan menjual barang yang naik itu dengan harga yang sudah disubsidi. Harapannya agar harga bisa kembali stabil dan terkendali," kata Ipuk.
Ketersediaan sembako murah tersebut, menurut Ipuk, menjadi salah satu yang berkontribusi pada capaian pengendalian inflasi di Banyuwangi.
"Kami bersyukur berkat kekompakan stakeholder TPID dan dukungan semua mitra, pengendalian inflasi Banyuwangi selama 2023 bisa dijaga. Inflasi Banyuwangi year on year (YOY) 2023 menjadi yang terendah di Jatim yakni 2,15%. Lebih rendah dari YoY Jawa Timur (2,92%) maupun Nasional (2,61%)," pungkas Ipuk.
(irb/iwd)