Buruh pabrik rokok satu ini mengaku harus banting tulang sebelum mendapat pekerjaan tetap di kawasan Rungkut Surabaya. Beberapa kali ganti pekerjaan untuk menghidupi rumah tangga dan orang tuanya, akhirnya RY (50) mendapat pekerjaan tetap.
Sebelum menjadi buruh rokok, dirinya sempat berjualan mi ayam bersama suami. Namun hal itu tidak membantu perekonomian. Hingga akhirnya terpaksa bercerai karena ekonomi terus terpuruk meski berjuang merawat 2 anak dan orang tuanya.
Namun kini setelah mendapat pekerjaan di pabrik rokok, semua pengorbanannya terbayar. Pelan-pelan kebutuhan anak dan orang tuanya terpenuhi.
"Lega bisa membiayai 2 anak dan orang tua. Alhamdulillah setelah bekerja di pabrik rokok ini semua kebutuhan terpenuhi," jelas RY saat berbincang dengan detikJatim, Kamis (16/11/2023).
Dia mengaku gaji yang didapat per minggu mampu ditabung dan bisa memenuhi kebutuhan tiap bulan.
"Pokoknya gaji tiap minggu itu difungsikan sendiri-sendiri. Ada yang buat bayar sekolah minggu pertama, beli beras, beli diaper orangtua dan anak serta bayar listrik dan lain-lain," tambahnya.
Kini, wanita yang memilih tidak menikah lagi sudah membangun rumah untuk anak-anaknya. Bahkan hingga kini mampu merawat orang tuanya yang sudah sakit-sakitan dan pikun.
"Alhamdulillah sekarang masih mampu merawat orang tua. Anak-anak juga sudah selesai sekolahnya. Disyukuri alhamdulillah," tambahnya.
Hal senada diungkap buruh rokok lainnya, FR (49). Dia mengaku hasil kerja di pabrik membuatnya bisa membangun rumah dengan 2 kamar.
Selain membangun rumah, dirinya juga bisa membeli mobil bekas yang digunakan jualan baju di malam hari.
"Iya, bisa beli mobil Carry lawas buat jualan baju. Jadi habis kerja di pabrik, malamnya jualan baju anak hingga pakaian dewasa keliling. Suami yang nyetir, jadi jam 10 malam pulang istirahat. Habis subuh berangkat kerja lagi'," tandas FR.
(fat/dte)