.webp)
Ajang Piala Dunia U-17 diprediksi akan mengangkat ekonomi tempat yang menjadi penyelenggara. Tak hanya makanan dan minuman, sektor pariwisata dan perhotelan juga akan ikut terkerek.
Pengamat ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Gigih Prihantono menyebut gelaran Piala Dunia memiliki ekspektasi tinggi bagi banyak sektor. Oleh karena itu, Surabaya dan daerah di Jatim harus pintar-pintar membranding untuk menarik pengunjung atau wisatawan.
"Bagaimana mengemas orang agar stay lebih lama di Surabaya, intinya di situ. Kalau orang lebih lama di Surabaya, maka diharapkan lebih banyak jalan-jalan, lebih banyak untuk belanja," kata Gigih kepada detikJatim, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, setiap event memang mempunyai dampak positif. Tidak hanya event Piala Dunia, konser pun juga punya dampak positif pada perekonomian.
"Ya meningkat, paling sektor wisatanya saja atau sektor perdagangan, yang lain tidak terlalu berdampak. yang paling berdampak makanan, hotel, transport, perbelanjaan akan berdampak positif," jelasnya.
Gigih lalu menyarankan pemerintah daerah agar lebih banyak melakukan rebranding dan tujuan wisata. Selain menonton bola, juga bisa menikmati wisata di Surabaya.
"Karena wisata Surabaya banyak, selain mall. Ada KBS, taman hiburan Kenjeran dan lainnya. Tapi apakah worth it dikunjungi, maka perlu pembenahan dan penataan di wisata supaya bisa menggandeng UMKM yang siap untuk menyambut Piala Dunia," jelasnya.
Selain di Surabaya, Gigih menyebut daerah lain di Jawa Timur juga akan mendapatkan dampak positif dari ajang Piala DUnia U-17. Khususnya pada sektor wisata, perhotelan dan kuliner yang akan terasa peningkatannya.
"Mungkin banyak. Terutama pada sektor pariwisata. Misalnya pemain Piala Dunia berkunjung ke Bromo, salah satu destinasi wisata wisatawan asing. Jadi pintar-pintarnya kita menarik turis untuk menonton Piala Dunia di Surabaya. Dampak yang bisa dirasakan daerah di Jatim dari Piala Dunia ini tempat wisata dan hotel," tandasnya.
(abq/fat)
