Belajar bisa di mana saja dan kapan saja. Itulah yang dilakukan seorang pria di Lamongan. Berkat belajar dari video di YouTube, ia mampu meraih cuan lumayan dari budidaya bunga bougenville.
Bermula dari hobinya yang menyukai tanaman, Sujadi (41), warga Desa Dumpiagung, Kembangbahu, Lamongan ini kemudian berusaha mengembangkan potensi diri. Sujadi belajar cara bercocok tanam bunga bougenville dari video di YouTube.
"Bunga kertas atau bougenville cukup populer bagi pecinta tanaman hias, bermula dari hobi merawat tanaman, saya kemudian mengambil inisiatif dengan belajar melalui YouTube terkait budidaya tanaman hias bougenville ini," kata Sujadi memulai perbincangan dengan wartawan, Minggu (2/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketertarikannya pada budidaya bunga bougenville, karena bunga ini cukup populer bagi pecinta tanaman hias. Bunga ini, menurut Sujadi, memiliki pohon yang kecil, namun bisa tumbuh rimbun di mana saja, termasuk di tempat yang gersang sekalipun.
"Daya tarik tanaman ini ada di seludang bunga dengan corak warna cerah dan beragam sehingga banyak masyarakat yang tertarik menanam dan membudidayakannya," ujarnya.
Dari banyaknya masyarakat yang tertarik, Sujadi kemudian tertantang ikut membudidayakan bunga ini dengan belajar melalui YouTube. Berbekal dari YouTube, Sujadi kini sukses meraup cuan hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya.
"Saya memulai budidaya bunga bougenville ini, terutama bougenville impor, sejak tahun 2021 saat masa PPKM dulu itu," akunya.
![]() |
Saat PPKM karena pandemi COVID-19 itu, Sujadi yang hobi bercocok tanam ini melihat budidaya bunga kertas bisa menjadi peluang usaha. Karena saat itu aktivitas warga terhenti akibat pandemi.
"Saat itu saya iseng saja belajar dari video YouTube karena memang sudah hobi bercocok tanam, ternyata keterusan hingga menjadi bisnis rintisan seperti sekarang ini," imbuhnya.
Menurut Sujadi, menanam bougenville tidak ada ruginya, karena seperti tanaman pada umumnya. Misalnya ketika belum laku, bunga itu akan tetap tumbuh dan membesar.
Sejauh ini, semakin besar pohon bougenville, harganya juga akan semakin tinggi. Belum lagi jika telaten untuk melakukan sambung pucuk atau stek.
"Menanam itu kan tidak ada ruginya, karena kalau belum laku, pohonnya kalau tetap kita rawat juga akan tumbuh dan harganya juga akan mengikuti," ungkapnya.
Di lahan miliknya, Sujadi memiliki dan menjual puluhan jenis bougenville impor. Mulai dari jenis purple, pink, varigata hingga bougenville jenis Singapore varigata.
Untuk urusan harga, bougenville yang telah tersambung dan sudah berbunga dijual mulai dari ukuran kecil seharga Rp 35 ribu dan ukuran besar mulai Rp 150 ribu hingga Rp 1,5 juta. Berbeda lagi jika Bougenville original, Sujadi menjualnya mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 100 ribu.
"Alhamdulillah, dalam satu bulan kami mampu menjual hingga ratusan bunga, dengan omzet yang juga lumayan," paparnya.
Pelanggan yang datang ke tempat Sujadi pun beragam. Selain dari Lamongan, mereka datang dari berbagai kota. Mulai dari Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Tuban, Bojonegoro dan Pulau Madura serta Kalimantan.
"Saya sengaja membeli di sini karena selain murah, juga untuk mendukung program pemerintah, Lamongan green and clean yang dicanangkan Pemkab," jelas Budiono, salah seorang pelanggan bunga bougenville Sujadi.
Bagi detikers yang tertarik atau hobi dengan bunga bougenville, tak ada salahnya berkunjung ke tempat Sujadi ini. Selain untuk menambah koleksi bunga di rumah, juga bisa menghiasi rumah agar semakin cantik, asri dan nyaman untuk ditinggali.
(hil/iwd)