Strategi pedagang hewan kurban dengan menghadirkan sales Promotion Girl (SPG) melayani para calon pembeli rupanya berbuah manis. Ini dibuktikan omzet penjualan selalu meningkat.
Kepala Kandang Sapi Widistia, Wahyudi mengatakan ide dan inovasi menggunakan SPG sapi bertujuan untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Selain itu, juga untuk menggaet pembeli jauh lebih banyak, serta mengajarkan hal positif kepada anak-anak muda di kota pahlawan.
"Sebenarnya, ide ini sudah dimulai di tahun 2019, untuk menciptakan lapangan kerja dan ngajak adik-adik untuk belajar beternak," kata Yudi kepada detikJatim, Minggu (25/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyudi mengaku penjualan hewan ternak selalu meroket. Bahkan, hampir 2 kali lipat dari sebelum menggunakan SPG.
"Setiap tahun selalu mengadakan seperti ini, biar lebih fresh apalagi mereka pakai pakaian coboy. Tahun 2022 laku 200 ekor, tahun ini kita bawa 350 ekor dan sudah laku 90 ekor sapi dan kambing," ujar dia.
Pria asal Pare, Kediri itu mengaku para pembeli tak hanya berasal dari Surabaya saja. Ada yang berasal dari Sidoarjo, Malang, hingga Lamongan.
Selain itu, ada pula artis hingga selebgram yang mampir dan membeli beberapa ekor sapi untuk kurban di Hari Raya Idul Adha 1444 H mendatang. Semua tak lepas dari strategi marketing yang dijalankan.
"Ada artis juga yang beli, salah satunya artis Via Vallen sama suaminya, lalu ada selebgram tapi namanya lupa," papar dia.
Wahyudi mengungkapkan memang agak susah mengajarkan para SPG untuk merawat dan mengenal sapi saat awal. Namun, lambat laun, para SPG cantik mulai bisa dan terbiasa.
"Terutama untuk memberi makan dan membantu membersihkan kandang. Tapi alhamdulillah, kebanyakan konsumen puas, apalagi masih muda kok sudah mau jualan kambing dan sapi, tujuan kita juga untuk memotivasi anak muda lain untuk jangan gengsi melakukan pekerjaan seperti ini," tutur dia.
Sementara itu, salah satu pembeli, Handoko mengaku senang ketika menyambangi kandang sapi Widistia. Menurutnya, para SPG cantik tersebut ramah dan berani bekerja yang dinilai tak lazim.
"Saya kira nilainya di situ ya, mereka berani, ya berani kotor, berani mencoba hal baru, dan berani dengan sapi dan kambing. Saya kira, itu (mengajarkan para SPG) nggak mudah," kata Handoko.
(abq/fat)