Rencana pembangunan tol Tuban Lamongan-Gresik terus dilakukan. Lamongan sendiri menyampaikan beberapa usulan terkait rencana pengembangan jaringan jalan tol tersebut. Apa saja usulan itu?
Usulan pertama adalah terkait exit tol. Sebagai kabupaten yang daerahnya terlibat dalam pembangunan, Lamongan mengusulkan adanya penambahan exit tol yang terhubung ke ruas jalan Sukodadi-Paciran untuk mengakomodir dan menghubungkan jalan nasional arteri primer Surabaya-Lamongan-Widang-Tuban dengan jalan Nasional kolektor primer, yaitu Jalan raya Deandels.
"Karena Lamongan merupakan jalur terpanjang yang akan dilintasi, yakni 37,8 Km, maka kami ada beberapa usulan dalam rencana pembangunan tol," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menyampaikan usulan pada kegiatan zoom meeting pembahasan tindak lanjut proyek KPBU jalan tol Tuban-Babat-Lamongan-Gresik bersama Kementerian PUPR di ruang Command Center Pemkab Lantai 3, Jumat (17/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usulan penambahan exit tol tersebut, menurut pria yang akrab disapa Pak Yes ini, berdasarkan adanya pertumbuhan industri di kawasan utara Lamongan dan juga untuk mempermudah akses menuju potensi wisata yang dimiliki Lamongan di sana.
"Daerah kami sedang gencar-gencarnya tumbuh di bidang industri dan kami mempunyai potensi wisata yang luar biasa, di mana terpusat di wilayah utara. Maka kami usulkan penambahan exit tol di daerah Sukodadi-Paciran untuk mendukung potensi yang dimiliki Lamongan," tuturnya.
Usulan kedua, terang Pak Yes, Lamongan juga meminta adanya pergeseran simpang susun atau akses menuju tol Babat yang semula berada di Desa Kebalandono/Datinawong untuk digeser ke arah Barat tepatnya di Desa Plaosan.
"Karena pada area tersebut akan terkoneksi langsung dengan perencanaan jalan lingkar selatan Babat dan fly over Babat yang menghubungkan langsung dengan jalan arteri primer Surabaya-Lamongan-Widang-Tuban dan jalan Provinsi Babat-Tuban," paparnya.
Kepala Dinas PU Bina Marga Lamongan Sujarwo juga menyampaikan usulan lainnya. Usulan tersebut adalah agar pembangunan jalan tol di wilayah Lamongan terletak di atas.
"Hal tersebut berdasarkan letak geografis Lamongan yang rawan terjadi banjir karena di lintasi aliran Bengawan Solo," tambahnya.
Untuk diketahui, pembangunan jalan tol Tuban-Gresik merupakan skema pengembangan insfratruktur jalan dan sebagai langkah integrasi sistem jaringan berdasarkan prakiraan potensi pertumbuhan pergerakan di masa mendatang. Sesuai dengan perencanaan oleh Pemerintah Pusat, Pemprov Jatim, serta Pemkab yang terlibat yakni Tuban, Gresik, dan Lamongan. Jalan bebas hambatan akan dibangun dengan panjang 73 Km.
(abq/iwd)