Permintaan Beras Organik Banyuwangi Capai Sedikitnya 250 Ton Per Bulan

Permintaan Beras Organik Banyuwangi Capai Sedikitnya 250 Ton Per Bulan

Ardian Fanani - detikJatim
Sabtu, 26 Nov 2022 23:33 WIB
beras organik banyuwangi
Permintaan beras organik Banyuwangi Mencapai 250 Ton Per bulan (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Geliat ekonomi Jatim terus meningkat meski masih diterpa pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kemajuan dan pengembangan pelaku usaha di Jatim.
Salah satunya adalah peningkatan pesanan beras organik di Banyuwangi. Per bulan, permintaan beras organik sedikitnya mencapai 250 ton.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Komang Sudira Atmadja mengatakan
produksi beras organik melewati banyak proses yang menyehatkan. Dengan pertanian yang sehat, mampu memberikan dampak panjang peningkatan kesehatan masyarakat dengan mengkonsumsi makanan sehat.

"Dengan pertanian yang sehat, secara otomatis meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan sistem baru dan inovasi-inovasi baru, pertanian semakin banyak diminati oleh semua kalangan. Pertanian yang semakin maju, akan meningkatkan pendapatan petani sehingga membuat petani semakin sejahtera," ujar Komang saat pembukaan pabrik baru launching Packing House PT Sirtanio di Desa Kemiri, Singonjuruh, Banyuwangi, Sabtu (26/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir dalam launching ini adalah Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak melalui zoom, jajaran Pemkab Banyuwangi yang diwakili Komang, Founder PT Sirtanio Samanhudi dan CEO PT Sirtanio Ahmed Tessario Ekanuramanta.

Samanhudi mengatakan sebelumnya permintaan beras organik mencapai 100 ton perbulan. Pangsa pasar yang tersebar di hampir 27 kota besar dan pasar ekspor menjadi target utama perusahaan yang memproduksi beras organik hingga akhirnya bisa memenuhi permintaan 250 ton per bulan.

ADVERTISEMENT

"Pabrik ini berkapasitas 250 ton per bulan sehingga ketersediaan produk beras organik tidak perlu dikhawatirkan lagi," ungkap Samanhudi.

CEO PT Sirtanio Organik Indonesia, Ahmed Tessario Ekanuramanta mengatakan untuk menghasilkan produk beras organik tidak luput dari para petani yang mau berubah menjadi petani organik. Upaya mengkonversi lahan nonorganik menjadi tantangan sendiri, yang harus dihadapi.

"Kami sebagai perusahaan sosial yang memproduksi beras organik dengan sistem terintegras," kata Tessario.




(dpe/iwd)


Hide Ads