200 petani tembakau di Desa Tatung, Kecamatan Balong rugi puluhan juta rupiah akibat gagal panen. Pasalnya, lahan mereka terendam air karena curah hujan tinggi.
"Satu bulan terakhir kena hujan terus akhirnya tembakau banyak yang mati karena terendam air," tutur salah satu petani, Paiman kepada detikJatim, Kamis (27/10/2022).
Paiman menambahkan dia baru bisa panen dua kali dan kualitasnya buruk. Seharusnya dia bisa meraup 5 ton daun tembakau. Sekarang dia hanya bisa memanen 2 kuintal saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bagus kualitasnya harga Rp 45 ribu per kilogram, sedangkan ini cuma laku Rp 16 ribu per kilogram," terang Paiman.
Padahal, lanjut Paiman, dia seharusnya mengantongi Rp 50 juta. Namun saat ini dia hanya mendapat Rp 6 juta saja dari 0,5 hektar lahan miliknya.
"Rugi puluhan juta, karena kualitasnya jelek jadi harganya murah," imbuh Paiman.
Sementara, warga lain, Atik Fitriani menerangkan saat musim hujan seperti ini dia kesulitan menjemur daun tembakau. Butuh waktu hingga 3 hari untuk pengeringan.
"Kalau terlalu lama proses pengeringan, warna daunnya jadi jelek," papar Atik.
Sementara, Kades Tatung, Rudi Sugiharto menambahkan karena curah hujan tinggi selama satu bulan terakhir. Lahan tembakau di Desa Tatung akhirnya terendam air.
"Karena curah hujan tinggi, hampir semua petani tembakau di Desa Tatung gagal panen," tukas Rudi.
Padahal harga kiloan tembakau saat ini mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Dibandingkan tahun 2021 lalu hanya menembus Rp 30 ribu per kilogram.
"Tapi karena banyak yang gagal panen, harganya meningkat," pungkas Rudi.
(dpe/iwd)