Kenaikan BBM rupanya tak hanya berpengaruh pada naiknya sejumlah bahan pokok. Para pengemudi bus patasdan pelaku usaha bus di Terminal Bungurasih atau Terminal Purabaya juga menjerit. Para sopir sambat sepi penumpang setelah menaikkan tarif sekitar 25 persen.
Salah satunya, Koordinator Bus PO Jaya Utama Indo jurusan Semarang-Surabaya, Rudianto. Menurutnya, kenaikan harga BBM berdampak pada jumlah penumpang bus yang kian sepi.
"Ya ngefek mas, jumlah penumpang sepi. Biasanya 30 (Penumpang) lebih, ini tadi cuma 6 sampai 7 orang, lebih dari 50% (Penurunan)," kata Rudianto kepada detikJatim di Terminal Bungurasih, Minggu (4/9/2022).
Pria yang akrab disapa Pak Keceng itu menjelaskan, pihaknya terpaksa menaikkan tarif bus patasnya. Ia menyebut, kenaikannya sekitar Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per penumpang.
Kenaikan ini dinilai berdampak pada sepinya penumpang. Namun mau tak mau, hal tersebut harus dilakukan mengikuti harga BBM yang juga tengah melejit.
"Ada kenaikan, sebelumnya Rp 130.000, sekarang jadi Rp 165.000," ujarnya.
Sementara hal senada disampaikan salah satu pengemudi bus Wiji Lestari bernama Eko. Ia menyatakan, kenaikan tarif berdampak pada penurunan jumlah penumpang bus di Terminal Bungurasih.
Meski begitu, ia berharap kenaikan BBM itu tak berlangsung lama. Bahkan, bisa kembali atau lebih rendah dari sebelumnya, agar tingkat konsumsi masyarakat kembali normal.
"Kalau bisa (harga BBM) jangan dinaikkan, biar penumpangnya ramai seperti biasanya, karena itu berpengaruh, Pak," tuturnya.
Simak Video "Imbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Bus di Terminal Bungurasih Melonjak"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/fat)