Antrean Panjang SPBU Demi Tetes Terakhir Pertalite Murah Berujung Pasrah

Antrean Panjang SPBU Demi Tetes Terakhir Pertalite Murah Berujung Pasrah

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 03 Sep 2022 18:06 WIB
Suasana di SPBU Banyuwangi ketika Pertalite habis menjelang kenaikan harga BBM subsidi
Antrean kendaraan di salah satu SPBU di Banyuwangi. (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Surabaya -

Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi, baik Solar, Pertalite, juga Pertamax 1 jam menjelang penerapan. Selama 1 jam menjelang pergantian harga itu hampir semua SPBU di Jatim dipenuhi antrean kendaraan.

Di sejumlah SPBU yang ada di Surabaya antrean panjang mobil dan motor mengular bahkan hingga ke jalan. Beberapa di antaranya seperti terlihat di SPBU Jalan Sulawesi, juga SPBU Jalan Raya Lidah Wetan.

Bahkan, akibat antrean panjang mobil yang hendak mengisi full tank Pertalite harga lama itu, Suroboyo Bus yang biasa ngetem tak lebih dari 10 menit untuk mengambil penumpang sempat kesulitan masuk SPBU Lidah Wetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, di kawasan Margomulyo yang biasa dipadati kendaraan besar, antrean cenderung landai. Jelang kenaikan harga solar itu hanya terlihat 2-3 truk baik di SPBU arah Tambak Osowilangun maupun ke arah Tandes.

Meski demikian, di 2 SPBU yang sama terlihat antrean pengendara sepeda motor maupun mobil yang mengular. Mereka rela antre cukup lama demi mendapat harga lama, tapi tak sedikit yang akhirnya putar balik karena tahu pasti tak keburu.

ADVERTISEMENT

Benar saja, menjelang pukul 14.30 WIB, semua mesin dispenser BBM di SPBU Margomulyo arah tandes itu mati. Kepada para konsumen petugas menyebutkan mesin itu mati karena diriset dari pusat.

Tidak hanya di Surabaya, antrean panjang juga terjadi di berbagai daerah di Jatim. Di Sidoarjo, antrean terlihat di SPBU Jalan Pahlawan, Jalan Jenggolo, Jalan Pucang, juga di Jalan Diponegoro.

Antrean terpantau sangat panjang hingga luber ke jalan raya di SPBU Jalan Diponegoro. Di SPBU itu antrean terpantau kurang lebih mencapai 2 kilometer ke jalan raya.

Fenomena yang dikenal sebagai panic buying itu juga terjadi di sejumlah SPBU di Lamongan. Seperti terpantau oleh detikJatim di SPBU Kalikapas dan SPBU Jalan Basuki Rahmat.

Salah satu warga Lamongan Torik mengaku dirinya sengaja tancap gas langsung ke SPBU begitu mendengar pengumuman BBM subsidi dipastikan naik pukul 14.30 WIB. Tujuannya sederhana, ia hanya ingin merasakan harga lama BBM subsidi untuk terakhir kalinya.

"Pingin merasakan harga BBM yang lama, sebelum nanti jam setengah 3 naik," kata Torik salah seorang warga yang mengantri di SPBU Kalikapas," ujarnya kepada detikJatim.

Sementara itu Pelanggan SPBU di Banyuwangi menggerutu karena lama antre namun tak mendapatkan harga BBM lama. Ini karena antrean mengular. Tak hanya itu, warga menduga ada kecurangan pihak SPBU yang mengganti harga di meteran sebelum pukul 14.30 WIB itu terjadi di SPBU Ketapang.

Tidak hanya itu, di sejumlah SPBU lainnya salah satunya di SPBU Karangente, Banyuwangi petugas menghalau warga yang hendak masuk. Terutama bagi mereka yang hendak mencari BBM jenis Pertalite.

"Habis, habis! Silahkan ke yang lain saja kalau beli Pertalite," ujar Sutikno salah satu pegawai di SPBU tersebut, Sabtu (3/9/2022).

Hingga akhirnya, apa yang terjadi di SPBU Margomulyo, Surabaya: mesin dispenser BBM mati seketika tepat pukul 14.30 WIB juga terjadi di daerah lainnya. Ada pengendara yang berhak merasa beruntung karena sudah dapat tetes terakhir BBM subsidi harga lama. Ada juga yang kurang beruntung.

Di Kota Malang sebagian warga di SPBU Jalan Trunojoyo dan SPBU Jalan Mayjen M Wiyono tetap meneruskan mengantre untuk mengisi BBM harga baru. Pada akhirnya mereka menyadari, mengisi tanki kendaraan full tank dengan harga lama tidak bisa dipakai selamanya.

"Ya gimana lagi, ini sudah antre ternyata naik harganya. Ya kalau enggak beli bakal diisi apa sepeda motor ini mas?" Ujar Retno konsumen di SPBU Jalan Trunojoyo, Kota Malang.




(dpe/iwd)


Hide Ads