Kiat Pengusaha Roti Pacitan Sikapi Lonjakan Harga Telur

Kiat Pengusaha Roti Pacitan Sikapi Lonjakan Harga Telur

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Kamis, 25 Agu 2022 13:25 WIB
harga telur melonjak
Harga telur yang melonjak berdampak pada pengusaha roti (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan -

Lonjakan harga telur juga dirasakan dampaknya oleh pengusaha kuliner di Pacitan. Mereka pun harus memutar otak agar tetap bertahan. Di sisi lain kualitas produk tetap harus dijaga agar tak ditinggalkan pelanggan.

Satu di antara pengusaha yang terkena imbas kenaikan harga telur adalah Khomsatun Kamilah (40). Meski terasa berat, namun pemilik usaha kue dan roti ini memilih tak meningkatkan harga jual. Ukuran produknya pun tetap seperti biasa.

Tentu saja, keputusan Mila, sapaan Khomsatun Kamilah, bukan bebas risiko. Biaya produksi yang bertambah tanpa diimbangi kenaikan harga berakibat pendapatan tak sebanyak biasanya. Pun begitu dirinya tetap optimis pada saatnya harga telur kembali normal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cuma kita masih ada harapan harga telur itu segera turun. Itu kan pengaruhnya ke kenaikan biaya produksi jadi ya harus pintar juga menyiasati," kata Mila ditemui detikJatim di kiosnya, Jalan Yos Sudarso, Kamis (25/8/2022).

Sebagai pengusaha, Nila cukup kenyang dengan pengalaman menghadapi masa sulit. Hanya saja, selama ini dirinya berkomitmen mengedepankan pelayanan kepada pelanggan. Salah satunya dengan menjaga cita rasa serta memastikan bahan baku sesuai standar.

ADVERTISEMENT

"Insyaallah sejauh ini tetap berusaha dengan sekuat tenaga agar dari sisi bahan dan rasa itu tidak mengalami perubahan yang berarti," imbuhnya.

Hingga saat ini harga telur di pasaran memang belum stabil. Oleh karena itu, upaya terbaik yang mesti dilakukan pengusaha seperti Mila adalah bertahan. Terlebih, Mila juga harus menghidupi 22 orang karyawan.

"Untuk kondisi saat ini karena juga belum stabil yang penting adalah bisa bertahan dulu. Produksi tetap jalan, karyawan juga tetap bisa bekerja," ujar.

Mila mengatakan kebutuhan telur untuk bahan baku roti cukup besar. Dari puluhan varian produk yang dibuat, tiap harinya rata-rata menghabiskan telur sebanyak 60 kg. Pasokan sebanyak itu diperoleh dari distributor secara berlangganan.

Hingga saat ini bisnis yang ditekuni Mila telah merambah beberapa kawasan. Selain kios utama di Kecamatan Kota, ada 3 cabang yang berdiri di wilayah kecamatan. Yakni Arjosari, Punung, dan Ngadirojo. Perusahaannya juga melayani pesan antar.

"Semoga (harga telur) segera turun sehingga roda bisnis bisa normal seperti sebelumnya," harapnya.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads