Perempuan Muda Asal Malang Sukses Kembangkan Usaha Fashion dan Kuliner

Perempuan Muda Asal Malang Sukses Kembangkan Usaha Fashion dan Kuliner

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 14 Jul 2022 08:31 WIB
Dessy Prayogo
Dessy Prayogo dan bisnis fashionnya (Foto: Dok. Dessy Prayogo)
Malang -

Berkat ketekunan, Dessy Prayogo kini sukses menjalankan bisnis kuliner dan fashion. Awalnya, pengusaha muda asal Malang ini mengawali usaha dengan berjualan pakaian wanita yang dipasarkan secara online pada tahun 2016.

Ide usaha itu, berawal dari kegemarannya berbelanja pakaian yang membuat perempuan berusia 29 tahun ini berpikir untuk mencari peluang.

"Saya memang suka fashion, kemudian tahun 2016 mencoba usaha pakaian, bertahap, kok semakin ke sini malahan laku, ya bersyukur, sampai sekarang masih jalan," kata Dessy kepada wartawan, Kamis (7/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produk fashion milik Dessy dipasarkan hanya melalui media sosial Instagram saja. Pakaian yang dijual berasal dari Amerika Serikat dengan menawarkan harga yang miring dari ratusan ribu rupiah hingga kisaran Rp 1 juta.

"Saya jual busana untuk wanita muda seperti gaun ke pesta, kemudian busana casual. Semua impor dari Amerika, memang barangnya jarang desainnya yang ada di Indonesia, tapi harganya miring," katanya.

ADVERTISEMENT

Keberaniannya membuka usaha fashion tidak terlepas dari pemikirannya bahwa karakter wanita saat ini cenderung untuk tidak ingin menggunakan pakaian yang itu-itu saja.

Sehingga Dessy percaya bahwa berjualan pakaian wanita tidak akan pernah rugi asalkan memahami target pasar dari produk yang dijual.

"Karena cewek itu gampang bosen soal pakaian, perempuan kecenderungan enggak mau pakai pakaian yang itu-itu saja maka akan belanja mencari sesuatu yang baru. Target pasar saya untuk pakaian ini adalah wanita kelas menengah ke bawah," katanya.

Wanita yang tinggal di Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kota Malang, ini setiap bulannya bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah. Saat ini, penjualan pakaiannya pun setiap bulan bisa laku mencapai ribuan pieces.

Meski begitu, selama satu tahun awal pandemi COVID-19 2020, Dessy sempat berhenti berjualan karena adanya pembatasan pengiriman barang dari Amerika Serikat ke Indonesia.

"Enggak tahu kenapa awal pandemi itu, ambil barang dari Amerika susah banget jadi kita selama satu tahun close. Tapi kemudian buka lagi, sekarang saya ada dua pegawai yang mengurus usaha pakaian," katanya.

Sukses dengan usaha fashion, Dessy berani mengembangkan usaha di bidang lainnya yakni kuliner. Pada Juli 2021 lalu, dia bergabung sebagai franchise dari sebuah restoran Jepang di Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Bali dipilihnya karena dinilai memiliki peluang yang besar untuk mencari konsumen atau pelanggan dibandingkan dengan daerah lainnya. Menurutnya daya tarik para pemuda di Bali untuk mencari suatu kuliner yang baru masih tinggi.

Selain itu, konsep dari usaha tersebut mengusung kaki lima atau angkringan sehingga dinilainya sangat strategis bagi pembeli dan tidak merogoh kocek yang banyak. Meski pun kondisi pariwisata di Bali secara umum sempat mati suri, tetapi usahanya itu tidak terpengaruh.

"Karena target pasarnya ini bukan wisatawan mancanegara tetapi lokal atau warga Bali itu sendiri. Memang pada saat itu restoran banyak yang sepi tapi kalau kuliner kaki lima masih bertahan dan bersyukur setiap hari ramai aja," katanya.

Beberapa menu andalan yang disajikan seperti daging tora bomber, gyu tan, tenderloin, baby bomb, mabo ramen, dan masih banyak yang lainnya. Pembeli hanya cukup mengeluarkan uang antara Rp 28 ribu hingga Rp 78 ribu untuk menikmati hidangan restorannya

Perempuan berlatarbelakang pendidikan pariwisata ini juga membuka usaha lain di Bali. Usaha yang baru dibuka pada 2 Juli lalu ini menawarkan minuman dan makanan ringan aneka donat.

Ketika ditanya soal cara dirinya berbisnis, Dessy menjelaskan, dia belajar dari teman-temannya dan learning by doing.

Menurut Dessy, ketika seseorang ingin memulai bisnis, sikap yang diperlukan adalah tidak pernah lelah untuk memasarkan produknya.

"Saya itu selalu belajar dari temen-temen bisnis saya. Saya juga otodidak. Ketika mulai suatu usaha, sebagai pengusaha tentu harus mengetahui target market dari produk kita, kemudian juga perlu mengidentifikasi kelebihan dari produk yang kita punya," ungkapnya.

Selain itu, sosok suami yakni Alexander Soegio bagi Dessy sudah seperti konsultannya dalam membantu menjalankan bisnis-bisnisnya selama ini.

Menurutnya, suaminya yang juga Ketua Gekrafs Kota Malang itu selalu memberikan jalan keluar dan opsi-opsi yang pas untuk menyelesaikan permasalahan dalam dunia bisnis.

Untuk mengimbangi kehidupan antara keluarga dan bisnis, bahkan Dessy harus bolak-balik dari Malang ke Bali begitu sebaliknya.

"Segala permasalahan bisnis, saya banyak berkomunikasi dengan suami saya juga. Dia juga seorang entrepreneur, ya dukungan full support. Saya sebulan sekitar seminggu di Bali terus balik lagi ke Malang untuk kontrol bisnis saya," kata Dessy.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)


Hide Ads