Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kian berdampak bagi para pedagang hewan ternak. Seperti yang dirasakan oleh para pedagang kambing di Blitar yang mengeluhkan sepinya pasar hewan. Pendapatan pedagang kambing pun turun.
Pantauan detikJatim, kondisi Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar tampak sepi pada Rabu (29/6/2022). Tampak para pedagang kambing sedang melakukan tawar menawar dengan para pembeli. Beberapa pedagang kambing dari luar kota juga datang untuk menjual hewan ternaknya.
Salah seorang pedagang kambing asal Kecamatan Kademangan, Hadi mengatakan, kondisi pasar kambing saat ini terbilang sepi. Selain itu, banyak pasar hewan yang ditutup akibat wabah PMK. Sehingga, para pedagang kesulitan menjual kambing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sekarang ya sepi pasarnya, ya mungkin karena takut PMK. Jadi pedagang ya susah jual kambing sekarang," jelasnya.
Hadi menyebutkan, sepinya pasar hewan membuat penjualan kambing menurun. Padahal Idul Adha sudah semakin dekat. Penurunan penjualan kambing pun juga mempengaruhi pendapatan para pedagang.
"Turun drastis kalau penjualannya, sama dengan pendapatannya. Ini tadi bawa 20 ekor, tapi belum laku semua," imbuhnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Anggun, pedagang asal Wlingi yang mengeluhkan, penjualan kambing mengalami penurunan. Harga jual kambing pun juga menurun. Yakni berkisar antara Rp 2 juta - Rp 3 juta per ekor untuk kambing kurban.
"Ikut turun harganya. Tapi biasanya harga kambing itu disesuaikan dengan ukuran dan kondisi kambing. Semakin besar dan sehat ya harganya bagus," terangnya.
Diketahui, Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar saat ini tengah ditutup hingga 1 Juli 2022 untuk pencegahan PMK. Namun, penutupan itu hanya dilakukan di lokasi pasar sapi, sementara untuk lokasi pasar kambing tetap dibuka. Itu karena lokasi pasar kambing lebih terbuka, dan kasus penularan PMK pada kambing sangat rendah.
(iwd/iwd)