Produksi susu dari sentra sapi perah di Kecamatan Pudak, Ponorogo kini turun hingga 90 persen. Jika biasanya setoran susu per hari mencapai 70 ribu liter susu, kini tinggal 400 liter per hari.
Salah satu pengepul susu Kuslan (53) mengatakan penurunan setoran susu sapi ini berlangsung kurang lebih satu minggu terakhir. Padahal ekonomi warga Kecamatan Pudak berasal dari hasil penjualan susu.
Kerugian para pengepul susu, kata Kuslan (53), mencapai Rp 35 juta per hari. Atau jika dikalkulasi sebulan sekitar Rp 1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini produksi susu tinggal 10 persen, normalnya 70 ribu liter per hari dari 3 UD di Pudak. Kini Tinggal 400 liter per hari dari Dukuh Sunten, Desa Banjarejo, Pudak," tutur Kuslan kepada detikjatim, Selasa (21/6/2022).
Menurut Kuslan, dalam sehari dia menanggung kerugian Rp 35 juta. Biaya kerugian tersebut semakin membengkak karena para peternak juga harus fokus menangani sapi terpapar PMK.
"Biaya (pengobatan) satu ekor sapi dari awal sampai akhir menghabiskan Rp 2 juta," imbuh Kuslan.
Padahal, lanjut Kuslan, saat ini ekonomi warga bergantung pada hasil produksi susu. Sebab, lahan mereka sudah penuh ditanami rumput untuk pakan sapi.
"Kita habis-habisan, uang gak dapat, tapi pengeluaran terus. Untuk obat sapi, makan dan lain-lain, apalagi jual sapi harganya jatuh," papar Kuslan.
Kuslan mengaku satu ekor sapi dia beli dengan harga Rp 25 juta, kini sapi terpapar PMK dan tak bisa berdiri, satu ekor hanya laku Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Sedangkan sapi yang terpapar PMK tapi masih bisa berdiri Rp 5 juta.
"Saya dari 17 ekor tinggal 11 sapi, 5 potong paksa dan 1 mati," imbuh Kuslan.
Kuslan menambahkan sapi yang terpapar PMK perlu waktu untuk pemulihan agar produksi susunya kembali normal. Sebab, pengobatan sapi paling tidak memakan waktu satu bulan.
"Satu bulan nggak bisa setor susu selama pengobatan sampai sembuh," tandas Kuslan.
(iwd/iwd)