Piye Iki Rek? Harga Laptop-HP Bakal Naik gegara Nilai Tukar Dolar Menguat

Kabar Finance

Piye Iki Rek? Harga Laptop-HP Bakal Naik gegara Nilai Tukar Dolar Menguat

Tim detikFinance - detikJatim
Senin, 20 Jun 2022 17:35 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini masih berada di level Rp 14.100. Dolar AS sempat tersungkur dari level Rp 14.500an hingga ke Rp 14.119 pada Sabtu pekan lalu.
Ilustrasi nilai tukar rupiah-dolar AS (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus naik. Bahkan, nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah sempat menyentuh Rp 14.900 pada Senin (20/6/2022) siang pukul 12.05 WIB dikutip dari data RTI.

Gelombang inflasi bakal terjadi di tengah masyarakat Indonesia dengan terus menguatnya nilai tukar Dolar. Beberapa barang-barang di tengah masyarakat pun bakal naik, khususnya yang diimpor.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan bahwa salah satu barang yang naik harganya adalah barang elektronik seperti laptop dan handphone.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua barang itu naik itu karena masih banyak diimpor. Dengan menguatnya kurs Dolar AS, biaya impor barang-barang akan semakin besar.

"Betul, itu termasuk (laptop dan handphone) karena dia barang impor," ungkap Faisal dilansir detikFinance.

ADVERTISEMENT

Selain barang-barang elektronik, menguatnya nilai tukar Dolar AS juga bakal mengerek harga barang lain yang masih diimpor. Semisal bahan pangan, hingga kendaraan.

"Dampaknya memang akan semakin mengkatrol harga barang-barang yang kita impor. Baik barang jadi seperti bahan pangan, obat-obatan, pakaian, kendaraan, dan lainnya," ujar Faisal.

Sementara itu, menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kenaikan harga barang-barang di tingkat konsumen terjadi karena biaya produksi yang meningkat di tingkat industri karena menguatnya nilai tukar Dolar AS.

Bahan baku yang masih banyak diimpor membuat biaya produksi meningkat. Ujungnya, kenaikan biaya ini dibebankan ke konsumen.

"Ada kenaikan biaya produksi industri manufaktur. Kenaikan biaya produksi ini, utamanya di manufaktur bergantung ke bahan baku impor akan diteruskan kepada konsumen akhir maka akan menciptakan tekanan inflasi lebih tinggi di dalam negeri," papar Bhima.

Beberapa barang yang bakal naik menurut Bhima adalah barang elektronik, seperti handphone hingga laptop. Kemudian makanan dan minuman yang memiliki bahan baku impor, hingga sektor otomotif. Ketiga produk ini memiliki bahan baku impor yang besar.

"Yang akan terdampak tentu saja barang elektronik, makanan, minuman, dan juga otomotif," lanjutnya.




(hse/dte)


Hide Ads