Duh Rek, Siang Ini Dolar AS Tembus Rp 14.900

Kabar Finance

Duh Rek, Siang Ini Dolar AS Tembus Rp 14.900

Tim detikFinance - detikJatim
Senin, 20 Jun 2022 16:23 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini masih berada di level Rp 14.100. Dolar AS sempat tersungkur dari level Rp 14.500an hingga ke Rp 14.119 pada Sabtu pekan lalu.
Ilustrasi nilai tukar rupiah-dolar AS (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah terus naik. Mengutip data RTI, kurs dolar AS tercatat bergerak di rentang Rp 14.788 hingga 14.904 siang ini pukul 12.05 WIB, Senin (20/6/2022),

Dilansir detikFinance, dolar AS terpantau sudah naik 86 poin atau 0,58% bertengger di level Rp 14.871 sepanjang hari ini. Dibandingkan sepekan terakhir, dolar AS tercatat menguat lebih tinggi lagi sebesar 1,3%.

Total kenaikan kurs dolar AS terhadap rupiah dari awal tahun ini tercatat 4,28%. Mata uang Paman Sam tersebut bergerak di rentang Rp 14.189-14.904. Artinya, kurs dolar AS terpantau sudah naik 715 poin dalam kurang dari 6 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun menguat terhadap rupiah, dolar AS siang ini terpantau tertekan oleh mayoritas mata uang lainnya. Dolar Australia, yuan China, dan euro menekan kurs dolar AS paling kuat sejauh ini.

Sementara rupiah takluk terhadap seluruh mata uang siang ini. Rupiah terpantau tertekan paling kuat oleh yuan China, dolar Australia, dan euro.

ADVERTISEMENT

Keperkasaan dolar AS sendiri sudah diprediksi sejak pekan lalu. Dolar AS perkasa terhadap rupiah dikarenakan bank sentral AS atau The Fed menaikkan bunga acuan 0,75% menjadi 1,5-1,75%. The Fed menaikkan bunga acuan demi menekan inflasi yang melonjak di negara itu.

Inflasi yang tinggi disebabkan karena perang Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini belum ada kepastian untuk berhenti.

Analis Komoditas Ariston Tjendra menambahkan, bahwa peluang dolar AS mencapai level Rp 15.000 terbuka tahun ini. Meski begitu, pelemahan nilai tukar disebut akan bergantung pada kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) menanggapi kenaikan suku bunga The Fed dan pengendalian inflasi pemerintah.

"Kalau minggu depan BI menaikkan suku bunga, paling tidak bisa menahan pelemahan agar tidak tambah dalam. Jadi suku bunga acuan BI bisa mengimbangi suku bunga acuan AS," kata Ariston.




(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads