Presiden Joko Widodo (Jokowi) me-reshuffle Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. Sebagai gantinya, ia melantik Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas).
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam menilai penggantian Lufthi sudah sesuai dengan ekspektasi publik. Menurut Surokim, Luthfi memang sempat mendapat sorotan tajam saat minyak goreng hilang di pasaran.
"Ya dari sisi penggantian sudah sesuai ekspektasi publik, tentang efektivitasnya amat bergantung pada kinerja mendag baru (Zulhas)," kata Surokim kepada detikJatim, Rabu (15/6/2022)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apa komentar masyarakat terkait penggantian Luthfi sebagai mendag? Devi Octaviani (32), ibu rumah tangga muda di Surabaya mengaku setuju dengan pencopotan Luthfi. Ia berharap reshuffle itu bisa membuat harga migor stabil dan harga-harga lainnya.
"Kalau diganti bisa bikin migor murah, saya setuju, mending seperti itu," kata Devi warga Sidotopo Wetan, Surabaya itu.
Harapan senada juga disampaikan emak-emak asal Jambangan, Surabaya, Firdamaya. Ia mengaku setuju dengan siapapun menteri perdagangan yang ditunjuk Jokowi. Asalkan menteri tersebut mampu mengendalikan harga sembako.
Untuk itu, pada reshuffle kali ini, ia mengaku menaruh harapan besar dipundak Zulkifli Hasan. Ia berharap Zulkifli bisa menormalkan segera harga-harga yang kini tengah merangkak naik seperti cabai.
"Ya semoga dengan adanya reshuffle, kelangkaan minyak menjadi lebih baik perkembangannya, semakin mudah ditemui di pasar. Selain itu, harga minyak juga semoga bisa lebih turun lagi, mengingat sekarang bahan pangan yang lain juga ikut naik," ujar Firdamaya.
Terpisah, Anik Purwanto (30), warga Genteng Surabaya ini juga mengaku kecewa dengan Lutfi. Ia mengaku saat minyak goreng hilang, tugasnya sebagai ibu rumah tangga jadi terbebani karena harus ikut mencari hingga rela antre demi mendapatkan minyak goreng.
"Sempat kecewa dengan ini bapak (Luthfi), ya masak dulu bilang mending minyak langka atau mahal tapi ada, pas dulu langka-langkanya minyak karena harganya standar. Berarti, kan gak pro rakyat. Kalau pun diganti, ya kudu ganti dengan pejabat dan kebijakan yang pro rakyat," tutur Anik.
"Jadi senang banget (Mendag RI diganti), semoga ke depannya bisa diminimalkan harga migornya yang masih mahal sampai sekarang," kata Anik.
(abq/iwd)