Pertalite Mau Dibatasi, Pengguna Mobil Pribadi Siap?

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 11 Jun 2022 16:13 WIB
Ilustrasi/(Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya -

Skema pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tengah digodok pemerintah. Tujuannya untuk menekan tingginya subsidi BBM. Pengamat mengingatkan sejumlah risiko yang akan muncul dan mempertanyakan pola pengawasan kebijakan tersebut.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan kebijakan itu akan memunculkan masalah. Salah satunya pengaruh pada daya beli konsumen.

"Kebijakan pembatasan BBM akan memukul daya beli konsumen, khususnya pengguna roda empat pribadi, yang selama ini menggunakan BBM Pertalite," katanya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/6/2022).

Dia menerangkan jika pengguna Pertalite harus bermigrasi ke Pertamax berarti kenaikan harga yang harus dihadapi konsumen pertalite mencapai Rp 5.500 per liter. Itu jauh lebih tinggi dari kenaikan harga Pertamax sebelumnya.

Sebelumnya konsumen yang sudah biasa menggunakan Pertamax harus merogoh kocek lebih dalam karena adanya kenaikan harga dari Rp 9.000/liter menjadi Rp 12.500/liter (naik Rp 3.000/liter).

Selain itu, menurut Tulus, kebijakan itu juga akan menimbulkan kerancuan pada tataran operasional karena ada satu barang yang sama kualitasnya tetapi harganya berbeda-beda.

"Sudah pasti nantinya akan menimbulkan berbagai anomali, distorsi bahkan moral hazard," tegas Tulus.

Menurutnya, secara politis kebijakan ini akan membuat masyarakat menganggapnya ambigu. Sebab, pemerintah juga enggan memakai terminologi kenaikan harga tetapi praktiknya terjadi kenaikan harga di lapangan. Bahkan harganya jauh lebih tinggi.



Simak Video "Video: Pria di Bali Modif Mobil untuk Timbun BBM Bersubsidi, Punya 22 Barcode"

(dpe/sun)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork