Perajin anyaman ketupat di Jember mendulang berkah pada Lebaran ketupat ini. Dalam sehari, rata-rata 1.000 anyaman ketupat bisa terjual. Penjualan ketupat ini ramai sejak awal Idul Fitri.
"Alhamdulillah Lebaran tahun ini berkah, per hari bisa laku 1.000 ketupat yang saya jual. Per ikat anyaman ketupat berisi sepuluh, saya jual Rp 8 ribu," kata penjual anyaman ketupat asal Desa Kencong, Kecamatan Kencong, Jember, Sri Hartati, Senin (9/5/2022).
Menurut Sri, peningkatan penjualan anyaman ketupat terjadi sejak awal Lebaran. Bahkan pembeli sampai harus order terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dua tahun lalu mungkin pandemi. Jadi sekarang banyak yang beli. Banyak yang mudik itu juga mungkin," ungkapnya.
Sri mengakui harga anyaman ketupat yang dijualnya memang lebih mahal dari biasanya. Hal ini terjadi karena harga janur (daun kelapa) juga mahal.
"Harga janur bahan dasar anyaman ketupat juga mahal. Sekarang seikat berjumlah 70 sampai 100 lembar janur, harganya Rp 25 sampai Rp 30 ribu. Dulu sekitar Rp 10 sampai Rp 15 ribu. Ya menyesuaikan harga jual anyaman ketupatnya itu," kata perempuan yang telah berjualan kurang lebih 10 tahun itu.
Penjualan anyaman ketupat ini tidak hanya dilakukan offline. Tapi Sri juga menjualnya secara online.
"Ya Alhamdulillah diajari anak saya. Jadi penjualan ketupat sekarang juga saya jual lewat online, tidak hanya offline. Mungkin itu yang jadi berkah sendiri," ucapnya.
Membludaknya pemesan anyaman ketupat, membuat Sri cukup kewalahan. Dia pun melibatkan saudara dan anak-anaknya untuk membuat anyaman ketupat demi melayani pesanan pembeli.
"Jadi saya jualnya itu dibantu saudara dan anak-anak. Menganyamnya juga ada karyawan, jadi itung-itung bagi-bagi rejeki. Untuk pembuatan dari jam 2 dini hari sampai siang," katanya.
Pembeli anyaman ketupat milik Sri tidak hanya dari wilayah Kecamatan Kencong. Bahkan ada dari kecamatan tetangga seperti Gumukmas dan Puger. Selain itu, juga ada pemesanan dari kabupaten/kota tetangga Jember.
(hil/fat)