Salah satu bisnis yang mendulang rezeki menjelang Hari Raya Idul Fitri yakni bisnis hampers. Karena saat Lebaran, banyak orang akan mengirim bingkisan ke saudara, kerabat hingga sahabat. Di Banyuwangi, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kue kering kebanjiran orderan.
Uniknya, isi hampers di Banyuwangi dipenuhi dengan produk UMKM. Isi hampers pun bermacam-macam sesuai permintaan pelanggan. Mulai dari kue kering khas Lebaran yang dibuat home industry, minuman herbal, produk fashion, hingga perlengkapan sehari hari seperti jilbab, masker dan tas.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pangan Olahan Banyuwangi (ASPPOBA) Anika Munawaroh mengatakan, permintaan hampers menjelang Lebaran meningkat 3 kali lipat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah meningkat 3 kali lipat. Kami saat ini mencoba memenuhi kebutuhan hampers di Banyuwangi," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (28/4/2022).
Menurut wanita yang akrab dipanggil Kaka ini, pihaknya sudah 4 tahun menggandeng pelaku UMKM dalam pembuatan hampers Lebaran. Kaka mengatakan, tak ada produk pabrikan di luar produksi UMKM Banyuwangi.
Mulai dari produk kriya, pangan olahan, tekstil hingga kopi untuk mengisi hampers UMKM. Ini sebagai bentuk dukungan dalam pemulihan ekonomi masyarakat di saat pandemi COVID-19 ini berlangsung.
"Ini sebagai bentuk gotong royong UMKM menciptakan sebuah produk yang laku dijual. Kita juga sama-sama saling mempromosikan dan turut menjual hampers UMKM ini," tambahnya.
Saat ini, kata Kaka, permintaan hampers UMKM paling banyak dari instansi pemerintah. Hal ini menurutnya adalah bentuk kepedulian pemerintah dalam memberikan dukungan kebangkitan UMKM di masa sulit saat ini.
![]() |
"Banyuwangi Rebound membuat rekan-rekan UMKM berbenah untuk lebih meningkatkan kualitas, baik kualitas produk maupun kualitas manajemen. Terima Kasih Ibu Bupati dan Pemkab atas program-program kerja terhadap UMKM," pungkasnya.
Diketahui, hampers berbeda dengan parcel. Jika parcel lebih merujuk pada bingkisan yang dikemas dengan kertas, sedangkan hampers berupa keranjang anyaman dengan ukuran besar dan biasa digunakan untuk mengangkut makanan sampai barang-barang.
Dedy Wahyu, salah satu Pelaku Ekraf menambahkan, Pemkab Banyuwangi telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas produk hingga pembinaan. Hal ini membuat pelaku UMKM Banyuwangi semakin inovatif dan kreatif.
"Kita diajari bagaimana membuat packaging yang menarik dan memiliki berbagai jenis bentuk yang unik dengan sentuhan sisi kreatif. Misalnya anyaman dari bambu, rotan dengan berbagai bentuk, dipercantik dengan balutan pita dan sentuhan desain kreatif ucapan Lebaran," tambahnya.
Diakuinya, sebagai pelaku Ekraf, saat ini pelaku Ekonomi Kreatif di Banyuwangi mampu membaca Responsibility Need Opportunity (RNO) saat moment Lebaran melalui bisnis Hampers.
"Ini menjadi peluang yang dapat diambil para pelaku ekonomi kreatif membangkitkan ekonomi lokal di post pandemi yang sejalan dengan Tagline Banyuwangi Rebound. Kita saat ini kebanjiran orderan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ekosistem Ekonomi Kreatif akhirnya menggeliat dan tumbuh mulai dari kebutuhan bahan dasar hingga jasa pembuatan produk-produk kreatif hingga pengemasannya," pungkas pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) ini.
(hil/fat)