Mewujudkan kemandirian umat. Itulah salah satu yang ingin dicapai Pondok Pesantren Sunan Drajat di Lamongan. Melalui Toserba Sunan Drajat, produk karya para santri dan pondok pesantren serta alumninya menghiasi etalase toserba.
Seperti halnya toserba lain, Toserba Sunan Drajat ini juga menyediakan beragam kebutuhan. Ciri khasnya, produk yang ada di etalase toserba ini adalah produk-produk pesantren dan alumni. Kelebihan lainnya, harga-harga yang dipatok di Toserba inipun terbilang sangat terjangkau.
"Kita pasang harga yang sangat terjangkau, karena kami beli langsung dari principle," kata Direktur Operasional Koperasi Syarikat Bisnis Pesantren (KSBP) Jatim Dr. Anas Al Hifni di Paciran, Rabu (27/4/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Anas ini mengungkapkan untuk produk dari pesantren dan alumni Sunan Drajat sendiri ada sekitar 30 produk. Beberapa produk karya para santri dan pondok tersebut, rinci Gus Anas, seperti kopi, garam, beras, sarung, minyak, mengkudu sunan, madu dan lain sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depan, kami harapkan Toserba ini tidak hanya menjadi etalase produk pesantren, tapi menjadi etalase seluruh produk UKM yang ada di Lamongan," ujarnya.
Yang lebih membanggakan, meski namanya Toserba namun tampilan dan konsep yang diberlakukan sudah seperti Mal. Toserba Sunan Drajat ini juga bisa dibilang megah karena terdiri dari 3 lantai itu.
"Lantai pertama untuk ritel, lantai kedua untuk keperluan bayi dan anak-anak, sedangkan lantai ketiga untuk pemuda atau millenial. Saat pembukaan ini saja sudah ada 1.500 pengunjung yang membeli di Toserba," ungkap Gus Anas seraya berharap agar keberadaan Toserba ini menjadi berkah karena Toserba didirikan tidak hanya murni bisnis, namun juga sebagai ladang amal bagi pesantren.
Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Supomo mengungkapkan Toserba ini adalah salah satu bentuk kolaborasi antara KSBP, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia dan Kementerian Koperasi melalui LPDB. Supomo menjelaskan, jika LPDB telah membantu dalam hal pembiayaan finansialnya, yang merupakan hasil desain langsung dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang nantinya akan diaplikasikan juga di daerah-daerah lain agar kemandirian ekonomi pesantren terwujud secara nyata.
"LPDB sebagai kepanjangan tangan negara hadir di tengah-tengah sini untuk melakukan pemberdayaan pesantren melalui koperasi yang dikelola. Nantinya Pemerintah Pusat, Daerah dan Pesantren-Pesantren yang ada di Jatim ini akan mengaplikasikan model seperti ini ke daerah-daerah lain. Coba kita sinergikan," terangnya.
Dalam kesempatan ini, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi juga menyampaikan rasa terimakasihnya atas upaya bersama yang sudah dilakukan. Ia berharap, adanya usaha yang dilakukan ini bisa menjadi pengungkit kebangkitan ekonomi di Lamongan.
"Dari catatan BPS 2021, pertumbuhan ekonomi Lamongan bangkit di angka 3,30 persen. Kami juga terus mendorong agar kemandirian ekonomi terus bergairah, melalui basis pertanian dan UMKM. Kami juga punya program Megpreneur. Semoga iklim dan kualitas bisnis di Lamongan semakin lebih baik lagi," paparnya.
Secara simbolis, Grand Opening Toserba Sunan Drajat ini dihadiri oleh Deputi Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur Dr. Harnanta, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Drs. Supomo, Ak, MM, Bupati Lamongan Dr. Yuhronur Efendi, MBA. Turut hadir pula Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Dr. KH. Abdul Ghofur, Direktur Operasional Koperasi Syarikat Bisnis Pesantren (KSBP) Jatim Dr. Anas Al Hifni, dan perwakilan dari 17 pesantren se-Jatim.
(iwd/iwd)