Kelangkaan solar rupanya berimbas pada hampir seluruh sektor perekonomian masyarakat Indonesia. Termasuk transportasi untuk pengiriman menggunakan truk atau kendaraan bertonase besar.
Ketua Organda Tanjung Perak, Kodi Lamahayu mengatakan pihaknya turut terdampak kelangkaan solar. Menurutnya, sejumlah truk yang mengangkut kebutuhan Ramadan jadi terkendala.
"Bulan April 2022 ini, kami khusus mengangkut semua kebutuhan untuk Idul Fitri di tanggal 2 sampai 3 Mei 2022. Kalau terjadi kelangkaan solar, akan menghambat angkutan yang dibutuhkan untuk Idul Fitri," kata Kodi saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (8/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kodi menjelaskan, pihaknya juga merugi akibat hal tersebut. Namun, ia belum menjelaskan secara detil berapa kerugian yang ditaksir lantaran masih dalam proses kalkulasi.
"Sudah bisa menghitung saat ini kerugian itu berapa, tetapi nanti dari pelaku-pelaku di pelabuhan, khususnya bongkar muat kapal akan teriak dan akan disuarakan oleh asosiasi-asosiasinya," ujarnya.
Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan sekitarnya, Kodi mengklaim ada 6 sampai 7 asosiasi yang menggerakkan bongkar muat. Artinya, beberapa asosiasi itu turut andil dalam kelancaran arus barang yang masuk dan keluar di pelabuhan. Apabila pasokan solar tersendat, maka terkendala pula arus barang yang ada.
Kodi berharap hal serupa tak terulang kembali. Bahkan, bisa diantisipasi sejak awal agar tak berimbas pada masyarakat luas.
"Kami berharap, pemerintah menyediakan solar yang kami butuhkan, yaitu B30, agar tetap tersedia sampai pekerjaan kami semua teratasi dengan baik. Kami di pelabuhan itu yang paling diutamakan adalah bongkar muat kapal, kalau terlambat akan kena demurrage," paparnya.
"Berharap pada BPH Migas, tentu berharap pada pemerintah agar logistik ini solarnya harus terus tersedia, mengingat saat ini kami sedang mengangkut persediaan untuk lebaran atau Idul Fitri," tutupnya.
(hil/iwd)