Jerit Perajin Kerupuk Surabaya Tatkala Minyak Goreng Curah Langka

Jerit Perajin Kerupuk Surabaya Tatkala Minyak Goreng Curah Langka

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 23 Mar 2022 10:50 WIB
Jerit Perajin Kerupuk Surabaya Tatkala Minyak Goreng Curah Langka
Perajin kerupuk Surabaya (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Harga minyak goreng kemasan dan curah dirasakan warga Surabaya masih mahal. Khususnya pedagang makanan. Perajin kerupuk mengaku minyak goreng kini susah didapat.

Hal ini membuat para perajin usaha mikro di Surabaya menjerit. Salah satunya pedagang kerupuk di Jalan AWS Semampir 2, Levi Yuli Anjarto. Baginya, kelangkaan minyak goreng curah ini berdampak cukup besar pada usahanya.

"Kalau pakai minyak goreng kemasan jelas ndak nutut saya. Jadi memang pakainya minyak curah, tapi sekarang susah carinya harus antre datang di beberapa agen," kata Levi saat ditemui di tempat usahanya, Rabu (23/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap harinya, Levi membutuhkan 20-25 galon minyak curah untuk menggoreng kerupuk. Namun, sejak minyak goreng curah langka, dia harus mengantre ke beberapa agen untuk mendapat barangnya. Padahal, sebelumnya dia kerap mendapat kiriman langsung dari agen.

"Setiap hari harus muter di tiga agen, ada yang di Kapas Krampung, Panjang Jiwo dan daerah Jagir. Tapi itu pun ndak bisa dapat sesuai kebutuhan saya, paling dapatnya 5-10 galon," keluhnya.

ADVERTISEMENT
Jerit Perajin Kerupuk Surabaya Tatkala Minyak Goreng Curah LangkaPerajin Kerupuk Surabaya/ Foto: Esti Widiyana

Meski migor curah langka, Levi tetap memproduksi kerupuk. Meskipun harus ekstra susah payah mencari minyak goreng.

"Produksi tetap, ya itu tadi mbak saya harus cari minyak ke beberapa agen dan antrenya sekarang panjang. Saya kalau antre minyak bisa berjam-jam, pernah saya antre dari jam 08.00 WIB sampai 18.30 WIB," ceritanya.

Sementara keuntungan yang didapat berkurang 70 persen dari sebelumnya. Untuk mensiasati, dia mengurangi isi kerupuknya perkemasan. Biasanya isi 10 kini menjadi 8 kerupuk.

"Misalnya saja keutungan per harinya Rp 10 ribu, sekarang keuntungannya hanya Rp 3 ribu. Keuntungan turun sekitar 70 persen," ujarnya.

Jika kelangkaan minyak goreng curah terus berlanjut, berisiko tak bisa menggoreng kerupuk lagi. Dia berharap, pemerintah segera mendapatkan solusi atas kelangkaan harga minyak goreng yang mahal ini.

"Harapannya kembali seperti dulu, tapi kayaknya harganya pasti mahal. Kalau pun harga naik saya tidak keberatan asal distribusinya lancar," tandasnya.

Hal senada diungkapkan perajin kerupuk lainnyadi Tambak Gunung Anyar. Khalifah (40) mengaku mengalami hal serupa, kesulitan minyak goreng. "Pokoknya bertahan menjual kerupuk dengan mengurangi ukuran besar kecil atau mengurangi jumlah kerupuk dalam plastik," tambahnya.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads