Kolaborasi itu ditandai dengan MoU (Memorandum Of Understanding) antara Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti, Ketua Yayasan SPI Sendy Tantono, serta Kepala Sekolah SPI Risna Amalia.
Direktur Kadin Institute, Nurul Indah Susanti mengatakan kehadirannya di Yayasan SPI bukan suatu hal yang kebetulan. Melainkan untuk menyamakan visi misi dalam mencetak generasi muda yang unggul dan kompeten.
"Kami hadir tanpa kebetulan, kita ditemukan dalam suasana bahagia dan tentunya untuk tujuan kebaikan di sekolah (SPI) ini," kata Nurul dalam keterangan diterima detikJatim, Senin Sabtu, (7/3/2022)
"Saya beberapa kali bertemu dengan pak Sendy untuk menyamakan persepsi. Tujuan kami sama, yakni mencetak generasi muda yang cerdas dan memiliki SDM yang unggul," kata Nurul.
Nurul berharap, melalui MoU ini sekolah Selamat Pagi Indonesia terus mencetak generasi muda yang memiliki skill dan jiwa entrepreneur.
"Saya berharap, dari MOU ini kita mencetak generasi muda yang unggul, mencerdaskan anak bangsa di dalam Institute ini, di SMA ini, di (Yayasan) Selamat pagi Indonesia," lanjut Nurul.
Senada dengan itu, Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengapresiasi program sekolah SPI melalui dua hal. Pertama, menurutnya sekolah ini merekrut anak-anak yang memiliki latar belakang ekonomi kurang mampu dan juga yatim piatu.
Kedua, baik SMA maupun Perguruan Tinggi di Yayasan SPI mengajarkan generasi-generasi unggul yang memiliki life skill kewirausahaan.
"Ini yang wirausaha ini sama dengan kadin, mungkin Kadin Institute kalah dengan Yayasn SPI. Ini Bu Nurul kalah dengan pak Shendy sama Bu Risna, karena beliau ini merekrut anak yatim piatu dan anak-anak tidak mampu," kata Adik.
Dia juga menyampaikan, sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju apabila pengusahanya mencapai 12 persen dari jumlah total populasi penduduk.
"Indonesia masih 3,4 sekian persen. Kita masih jauh dari negara maju. Sedangkan Negara tetangga Thailand sudah 4 persen,"paparnya.
Kepala Sekolah Selamat Pagi Indonesia Risna Amalia menambahkan, bahwa kolaborasi Kadin Jatim dengan Yayasan Selamat Pagi Indonesia tidak lepas dari banyaknya prestasi Sekolah Selamat Pagi Indonesia atas keberhasilannya mendidik murid serta mahasiswa dalam mengembangkan jiwa entrepreneurship.
"Keberhasilan dan pengakuan ini, datang bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga di kancah internasional. Hal itu terbukti, Sekolah Selamat Pagi Indonesia pernah diundang untuk menjadi pembicara pada acara 8th UNESCO APEID Conference on Entrepreneurship Education di Hangzhou China pada 2019 yang lalu," kata Risna.
Sekolah Selamat Pagi Indonesia merupakan sekolah setingkat SMA dan Sekolah Tinggi yang memberikan kesempatan mengenyam pendidikan secara gratis. Yang mana diperuntukkan bagi anak-anak Indonesia yang membutuhkan, dengan latar belakang yatim piatu ataupun berkekurangan secara ekonomi.
"Untuk murid dan mahasiswanya berasal dari seluruh Indonesia dan dari berbagai perwakilan suku dan agama," ujarnya. Risna menyampaikan, MoU tersebut nantinya akan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dan mutu institusi.
"Sekolah Selamat Pagi Indonesia membangun kerja sama dengan Kadin, tentunya menjadi nilai tambah dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Kita tahu, bahwa Kadin Jatim adalah lembaga yang sangat expert dan berkompeten dalam bidang Entreprenership dan Mutu SDM," katanya
(dpe/iwd)