Warga Jombang Ini Cuan Rp 80 Juta Per Bulan dari Bisnis Sajadah Kartun

Warga Jombang Ini Cuan Rp 80 Juta Per Bulan dari Bisnis Sajadah Kartun

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 25 Feb 2022 05:12 WIB
sajadah anak-anak
Bisnis sajadah kartun ini cuan hingga Rp 80 juta per bulan (Foto: Enggran Eko Budianto)
Jombang -

Sempat terpuruk karena pandemi COVID-19, kini Sugiharto (41) berhasil bangkit dengan menekuni bisnis sajadah kartun. Tak main-main, omzet penjualan sajadah yang ia produksi rata-rata mencapai Rp 80 juta per bulan.

Ditemui di tempat usahanya di Lingkungan geneng, Kelurahan Jombatan, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Sugiharto menceritakan runtuhnya bisnis yang ia bangun sejak lama. Kala itu, bapak 5 anak ini memproduksi perlengkapan sekolah, seperti kaus kaki, dasi, topi dan kaus olahraga.

Kebijakan pemerintah yang mengharuskan sekolah daring tahun 2020-2021 lalu, membuat omzet penjualannya anjlok hingga tinggal 10-30 persen saja. Padahal, ia harus menanggung beban 80 karyawan yang selama ini membantu perputaran bisnisnya. Semangat pantang menyerah membuat Sugiharto berpikir keras untuk kembali bangkit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi itu memaksa kami berfikir bagaimana caranya perusahaan kami tetap beroperasi, karyawan kami tetap bisa bekerja. Singkat cerita muncul ide membuat sajadah anak-anak," kata Sugiharto kepada detikJatim, Jumat (25/2/2022).

Sugiharto merintis bisnis barunya sejak Maret 2021. Padahal, saat itu penyebaran COVID-19 masih mengganas. Perlahan tapi pasti, sajadah kartun buatannya semakin banyak diminati pembeli dari berbagai daerah di Indonesia. Karena ia memasarkan produk tersebut melalui salah satu matketplace ternama.

ADVERTISEMENT

"Pemesan sampai Aceh juga dari berbagai darah di Indonesia, seperti NTT, Bima, Bali. Hanya dari Papua yang belum pernah ada pesanan," terangnya.

sajadah anak-anakProses pembuatan sajadah kartun (Foto: Enggran Eko Budianto)

Seperti bisnisnya terdahulu, saat ini Sugiharto juga menyasar segmen anak-anak. Karena sajadah yang ia produksi menggunakan motif kartun yang paling digemari anak-anak.

Misalnya sajadah bergambar Hello Kitty untuk anak-anak perempuan, serta sajadah Tayo, Spiderman dan Upin-Ipin untuk anak-anak laki-laki. Gambar masjid tetap ia sematkan pada masing-masing sajadah untuk mempertahankan nuansa Islaminya.

"Kami pakai kain bulu yang ketika dipakai anak-anak terasa lebih halus," ungkapnya.

Produksi sajadah kartun di tempat usaha Sugiharto diawali dengan pencetakan gambar pada kertas transfer menggunakan tinta sublim. Selanjutnya, gambar kartun dicetak pada lembaran kain bulu menggunakan teknis sublimasi. Yaitu mentransfer gambar dari kertas transfer ke kain.

Setelah gambar kartun tercetak pada kain bulu, proses produksi dilanjutkan dengan pemotongan sajadah sesuai ukuran yang diinginkan. Rata-rata sajadah kartun buatan Sugiharto 45x90 cm. Terakhir, masing-masing potongan sajadah dijahit dan dirapikan.

Rata-rata dalam sehari, bapak lima anak ini mampu menjual 150 sajadah kartun. Omzet penjualannya pun mencapai Rp 75-80 juta per bulan.

sajadah anak-anakFoto: Enggran Eko Budianto

"Harganya Rp 22-23 ribu tergantung jumlah pembelian. Kalau membeli dalam jumlah besar kami beri potongan harga," jelasnya.

Para pembeli ternyata juga bisa memesan sajadah kartun dengan gambar sesuai keinginan mereka. Bahkan, sajadah bisa dipesan dengan diberi nama anak-anak.

"Kalau minta desain khusus dengan gambar sesuai keinginan pemesan, ada tambahan biaya, biasanya bisa tawar menawar," cetus Sugiharto.

Sugiharto berencana meningkatkan produksi sajadah kartun menjelang Ramadan nanti. Karena ia berkaca pada pengalaman Ramadan tahun lalu yang omzet penjualannya naik 5 kali lipat.

"Pengalaman Ramadan kemarin penjualan sampai 500 sajadah sehari, omzetnya sampai Rp 200 juta lebih sebulan," tandasnya.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads