Gembiranya Perajin Tahu-Tempe di Sidoarjo Dapat Subsidi Harga Kedelai

Gembiranya Perajin Tahu-Tempe di Sidoarjo Dapat Subsidi Harga Kedelai

Suparno - detikJatim
Rabu, 23 Feb 2022 20:07 WIB
Aggota dewan kunjungi perajin tempe di Sidoarjo
Perajin tempe di Sidoarjo/Foto: Suparno/detikjatim
Sidoarjo - Perajin tahu dan tempe di Sidoarjo semringah dan bahagia di tengah melonjaknya harga kedelai di pasaran. Ini karena mereka mendapatkan subsidi harga kedelai dari anggota DPR RI.

Salah satu perajin tempe Sunarso (41) mengungkapkan saat ini harga kedelai melonjak menjadi Rp 11.000 per kilogramnya.

Padahal perajin tahu tempe biasanya membeli kedelai dengan harga Rp 9.000 per kilogramnya sehingga mereka bisa memproduksi kembali tahu dan tempe dan bisa dijual dengan harga terbilang wajar.

"Yah tidak begitu (untung), karena kami ini kan beli harga pasar global dan kami jual juga dengan harga pasar. Kalau untung yah untung, tapi tidak untung besar, kami ini pedagang tentu cari untung," kata Sunarso saat ditemui anggota DPR RI, Rabu (23/2/2022).

Keluhan para perajin itu ternyata didengar oleh anggota DPR RI Rahmat Muhajirin. Anggota dewan asal Sidoarjo ini berkunjung dan mensubsidi para perajin tempe sentra kerajinan tempe di Krian.

Rahmat menyebut subsidi yang diberikan yakni dari harga Rp 11 ribu menjadi Rp 10 ribu. Subsidi itu ia berikan setelah pihaknya berhasil memborong kedelai sebanyak 10 ton di gudang kedelai di Desa Sedengan Mijen.

"Kami membantu mencari solusi dengan mensubsidi harga kedelai dari 11.000 yang ditawarkan oleh pengepul di tawar 10.000. kemudian para perajin yang mampu membeli seharga Rp 9.000 per kilogramnya di subsidi Rp 1.000 per kilogramnya," kata Rahmat.

Usai mendapat subsidi ini, Rahmat meminta kepada para perajin tempe di Krian agar tidak mogok produksi. Tak hanya itu, ia juga berjanji akan memperjuangkan para perajin tempe dengan bertemu langsung importir kedelai.

"Kami meminta mulai besuk para perajin tahu dan tempe untuk kembali produksi," pinta Rahmat.

"Kami akan mencari jalan untuk bertemu dengan importir kedelai supaya tidak ada kelangkaan stok kedelai sehingga harga kedelai di tingkat para perajin tempe bisa terjangkau," imbuhnya.

Mimik Idayana anggota DPRD Sidoarjo menambahkan mogok produksi yang dilakukan perajin tempe sebenarnya merugikan diri sendiri dan masyarakat. Sebab selain tidak ada pemasukan, masyarakat juga akan kehilangan produksi tahu dan tempe.

Meski demikian, Mimik meminta pemerintah setempat agar tidak tinggal diam melihat kondisi ini. Ia kemudian menyarankan baik pemerintah pusat dan daerah untuk sering turun mendengarkan keluhan langsung para perajin.

"Jadi pemerintah baik pusat maupun daerah boleh jadi harus turun ke perajin tahu tempe agar bisa mengakomodasikan keluhan mereka supaya stabilitas kedelai terjaga dari pusat sampai ke daerah," tandas. Mimik.


(abq/iwd)


Hide Ads