Sejumlah pedagang di Pasar Larangan, Sidoarjo mengantre distribusi minyak goreng. Distribusi digelar Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng.
Surahmi (46), salah satu pedagang Pasar Larangan, Sidoarjo mengaku lega dengan operasi pasar minyak goreng murah ini. Ia dan pedagang lainnya sudah tak berjualan minyak sejak pasokan dari distributor tak ada.
"Sejak saat itu saya kesulitan membeli minyak goreng. Di pedagang besar pun kosong," ucapnya Surahmi kepada detikjatim, Selasa (22/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surahmi menambahkan dari operasi minyak goreng kepada pedagang, kini ia dan pedagang lainnya akan berjualan lagi. Ia mengaku akan menjual minyak ini Rp 13 ribu per liternya.
Dirjen Perdagangan, Eko Nurwan mengatakan operasi kali ini memang dikhususkan bagi pedagang pasar dengan harga Rp 11.700 per liternya. Sedangkan jumlah yang dipasok adalah minyak goreng curah sebanyak 5 ribu liter.
"Di pasar Larangan ini, kita datangkan 5 ribu liter minyak goreng curah khusus untuk pedagang. Dua hari lagi operasi pasar serupa akan kami gelar kembali," jelas Eko.
Eko menjelaskan pihaknya tidak membatasi pembelian para pedagang minyak goreng. Adapun harga jualnya yakni Rp 12.800 per liter untuk konsumen dan Rp 11.800 untuk pedagang.
"Pedagang jangan dibatasi, karena saya nggak mau operasi pasar ke konsumen. Yg penting masyarakat mudah mendapatkan minyak. Rp 11.500 per liter atau Rp 12.800 perkilo," papar Eko.
Menurut Eko, operasi minyak goreng ini rencananya tak hanya dilakukan di Sidoarjo. Namun juga di sejumlah pasar di Jatim. Total ada 26 pasar tradisional yang akan digelontor operasi pasokan bagi pedagang.
"Kami akan terus glontor, jangan sampai minyak goreng kosong di pasaran," tutur Eko.
Tak hanya itu, Eko menyebut pihaknya juga akan memerintahkan dinas perdagangan setempat untuk terus memantau ketersediaan minyak goreng di daerahnya masing-masing. Sebab hal ini sesuai dengan instruksi Presiden.
"Saya harap secepatnya normal. Sesuai instruksi Presiden seharusnya per tanggal 31 Januari kemarin sudah normal," tandas Eko.
(abq/fat)