Santa Claus telah menjadi simbol yang tak terpisahkan dari perayaan Natal. Kehadirannya seolah menjadi penanda datangnya suasana Natal yang meriah dan penuh kegembiraan.
Sosok Santa Claus digambarkan sebagai pria berjanggut putih dengan pakaian merah. Bahkan, Santa Claus juga sering dikenal memberikan kado kepada anak-anak. Maka tak heran, jika sosoknya populer dan sangat dinantikan.
Lalu, siapa sebenarnya Santa Claus, mengapa sosoknya identik dengan perayaan Natal? Simak sejaranya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok Santo Nicholas sebagai Santa Claus
Sosok Santa Claus yang menjadi ikon hari Natal sebenarnya adalah Nicholas, seorang anak yang lahir pada abad ketiga di Desa Patara. Nicholas lahir dalam keluarga Kristen yang kaya raya. Orang tuanya pun mendidik Nicholas menjadi seorang yang penuh kasih dan berjiwa dermawan.
Ia mengabdikan diri dan diangkat menjadi Uskup di Myra. Kisah kedermawanan Nicholas kemudian banyak menjadi legenda yang beredar di tengah masyarakat. Salah satunya, ketika ia membantu tiga gadis miskin.
Nicholas melemparkan uang ke dalam rumah gadis itu, dan kebetulan, uang yang dilempar mendarat di dalam sepatu dan kaos kaki. Sejak dari situlah, ketika malam Natal, anak-anak akan menggantung kaos kakinya. Mereka berharap Santa akan datang dan memasukkan hadiah ke dalamnya.
Selain itu, Nicholas juga dikenal kerap membantu orang yang kesusahan. Salah satunya sewaktu ia menyelamatkan seorang budak bernama Basilios dari perbudakan yang dilakukan seorang raja Arab.
Baca juga: Asal-usul Natal dan Tradisi Masa Kini |
Sejarah Santa Claus
Legenda "Santo" Nicholas yang dermawan inilah kemudian diadopsi Belanda, dan dirayakan sebagai Sinter-Klaas. Sementara di Amerika lebih dikenal dengan sebutan Santa Claus yang sampai hari ini dimasukkan ke dalam perayaan Natal.
Karakter Santa Claus yang digambarkan sebagai pria gemuk paruh baya dengan jenggot putih dan berbusana merah muncul di abad ke-19 dari ilustrasi Thomas Nast untuk majalah Harper's Weekly dan Haddon Sundblom untuk komersial Coca-Cola di 1930-an.
Sosok Santa karya kedua seniman ini juga terinspirasi dari puisi berjudul "A Visit from St. Nicholas' yang ditulis oleh Clement Clake Moore. Puisi ini juga lah yang mempopulerkan Santa mengantar hadiah di malam Natal, terbang di atas rumah-rumah sambil menaiki kereta salju yang ditarik delapan rusa kutub.
Asal-usul Santa Claus
Ada beberapa versi tentang Santa Claus ini. Berikut versi kisah Santa Claus yang berkembang di berbagai negara.
1. Versi Nasrani Kuno
Berdasarkan versi Nasrani kuno, Santa Claus merupakan uskup yang memiliki nama Santo Nicholas. Ia berasal dari Myra, yang sekarang dikenal sebagai wilayah Demre, Turki.
Sosok Santo Nicholas dikenal kebaikan hatinya, terutama belas kasihannya pada orang sakit dan miskin. Dari kebaikan itu, Santo Nicholas sering menjadi acuan banyak orang sebagai Santo Pelindung, terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan.
2. Versi Rakyat Eropa
Kisah Santa Claus paling banyak dikenal dari cerita rakyat Jerman. Di versi ini, sosok Santa Claus diceritakan berasal Odin. Setiap tahun, pada perayaan Yule atau festival pertengahan musim dingin, Odin dan para Dewa akan melakukan pesta perburuan.
Biasanya, anak-anak Jerman akan menyambutnya dengan menaruh sepatu yang telah diisi wortel, jerami, hingga gula di cerobong asap sebagai bentuk persembahan kepada kuda tunggangan Odin. Sebagai imbalannya, Odin akan memberikan hadiah permen kepada anak-anak tersebut.
Namun, kisah Santa Claus juga berkembang di beberapa negara, termasuk Belanda. Di versi ini, Santa dikenal bersama pembantunya bernama Zwarte Piet (Piet Hitam), yang pertama kali muncul dalam buku anak-anak Sint Nikolaas en zijn Knecht karya Jan Schenkman pada 1850.
Dikisahkan, Piet Hitam akan memukul anak-anak nakal dengan tongkat mereka, lalu memasukkannya ke dalam karung dan membawanya ke Spanyol karena dulu orang-orang Spanyol dikenal sebagai pelaut, tetapi akhirnya cerita ini mendapat pertentangan karena dianggap rasis.
3. Versi Fiksional
Sekitar tahun 1822, sosok Santa Claus mulai dikenal lewat karya seorang penyair bernama Clement Moore. Dalam puisinya, Santa digambarkan sebagai St. Nick, makhluk kecil yang lincah, ceria, dan menggemaskan. Ia disebut sebagai "right jolly old elf", dengan tubuh kecil tapi gemuk, dan perut bulat yang bergoyang setiap kali ia tertawa.
Puisi ini juga lah yang mengisahkan cara Santa Claus memberikan hadiah Natal. Santa diceritakan masuk ke rumah melalui cerobong asap, lalu meninggalkan hadiah Natal di kaus kaki yang digantung dekat perapian. Dari sinilah tradisi menggantung kaus kaki saat Natal bermula, dan akhirnya jadi salah satu dekorasi wajib muncul di hari Natal.
Makna Santa Claus dalam Perayaan Natal
Santa Claus selalu identik dengan malam Natal. Sosoknya begitu lekat dengan perayaan ini karena dikenal sebagai figur yang dermawan, hangat, dan suka menolong siapa saja yang membutuhkan.
Lewat ceritanya, Santa Claus hadir untuk mengajarkan kepada orang-orang, khususnya anak-anak untuk terus menebar semangat dan bermurah hati kepada siapa saja dalam meraih kebahagiaan.
Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(hil/irb)











































