Program Sangu Sampah Jadi Strategi Trenggalek Ubah Limbah Jadi Cuan

Program Sangu Sampah Jadi Strategi Trenggalek Ubah Limbah Jadi Cuan

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 19 Des 2025 11:11 WIB
Program Sangu Sampah Jadi Strategi Trenggalek Ubah Limbah Jadi Cuan
Bupati Ipin luncurkan Program Sangu Sampah Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Pemerintah Kabupaten Trenggalek meluncurkan program Sangu Sampah di sejumlah sekolah sebagai upaya pengendalian sampah anorganik. Para siswa akan mendapatkan coin yang bisa ditukar menjadi uang

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mengatakan program Sangu Sampah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan mulai SD hingga perguruan tinggi. Dalam pelaksanaannya, para siswa dapat membawa berbagai sampah anorganik ke sekolah masing-masing, seperti botol plastik, kaca, kain, logam, elektronik, serta minyak jelantah.

"Sampah yang telah dipilah tersebut ditimbang dikumpulkan di masing-masing sekolah. Dengan aplikasi TGX Waste Coin, setiap sampah yang terkumpul akan dicatat dan dinilai," kata M Nur Arifin, Jumat (19/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampah yang terkumpul akan diambil oleh jaringan TPS 3R, bank sampah, dan pihak ketiga untuk diproses lebih lanjut di fasilitas daur ulang.

Nilai ekonomi sampah baru diketahui setelah proses pengolahan selama tiga bulan.

ADVERTISEMENT

"Setelah dikurangi biaya operasional dan disetorkan sebagian ke Pendapatan Asli Daerah (PAD), sisa nilai akan dibagikan kepada siswa berdasarkan poin yang mereka kumpulkan selama periode tersebut, jadi uang saku," jelasnya.

Bupati menjelaskan untuk menjalankan program tersebut pihaknya menggandeng sejumlah BUMD milik Pemkab Trenggalek.

Pihaknya berharap dengan Sangu Sampah, para pelajar mendapatkan nilai secara ekologi dan ekonomi. Praktik baik ini juga akan memberikan pembelajaran bagi seluruh siswa tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

"Ini bukan sekadar soal sampah, tapi pembangunan karakter. Siswa ditanamkan cinta lingkungan, dilatih literasi digital lewat aplikasi, dan diperkenalkan inklusi keuangan karena sampah yang dikumpulkan akan dikonversi menjadi uang saku," ujar Arifin.

Orang nomor satu di Pemkab Trenggalek ini menjelaskan ide program Sangu Sampah berawal dari target Net Zero Carbon di tahun 2045. Gotong royong para siswa dan mahasiswa tersebut menjadi upaya konkret dalam pengendalian emisi karbon.

Dijelaskan berdasarkan hasil penghitungan emisi di Trenggalek, sektor energi menyumbang 42 persen, pertanian 40 persen, sampah 16 persen, dan sisanya dari sektor industri serta lainnya.

"Dari situ diketahui ternyata Trenggalek masih mengalami surplus emisi sekitar 115 ribu ton CO2 ekuivalen. Angka itu setara dengan penanaman 130 hektare mangrove atau pengelolaan 80 persen sampah yang dihasilkan," kata Arifin.

Nah, dengan program Sangu Sampah diharapakan dapat menjadi solusi murah untuk menembus emisi tersebut. Bahkan ke depan, jika program sukses dijalankan di sekolah pihaknya bakal memperluas cakupan hingga ke instansi pemerintah yang lain.

Sementara itu salah seorang siswi SMAN 2 Trenggalek Humairah Setya, menyambut positif upaya yang dilakukan Bupati. Pihaknya berharap program tersebut dapat meningkatkan kreativitas siswa dan menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan.

Menurutnya, di SMADA menabung sampah sudah rutin dilakukan setiap Jumat sebelum salat Jumat. Sampah dari masing-masing kelas ditimbang oleh koordinator, kemudian diinput ke dalam aplikasi untuk memperoleh poin.

"Semoga ini bisa membantu meningkatkan program bank sampah dan bermanfaat bagi lingkungan," jelasnya.




(hil/abq)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads