Bencana alam yang melanda Aceh mengetuk kepedulian banyak pihak, termasuk pengusaha asal Madura, H. Her. Owner Bawang Mas yang juga dikenal sebagai pengusaha tembakau itu menyiapkan tujuh mobil box berisi bantuan untuk masyarakat terdampak bencana di Aceh.
Bantuan yang disalurkan meliputi mie instan sebanyak 3.500 karton, susu 800 karton, sabun mandi 500 karton, sabun cuci 200 karton, popok bayi 500 karton, air mineral 700 karton, serta pakaian baru untuk anak-anak dan dewasa. Total nilai bantuan tersebut ditaksir mencapai sekitar Rp 800 juta.
Sebagai sosok yang kerap dijuluki "Sultan Madura", H. Her menegaskan bahwa bantuan tersebut merupakan wujud kepedulian kemanusiaan. Ia berharap musibah yang menimpa Aceh dapat segera berlalu agar masyarakat bisa kembali menjalani kehidupan seperti sediakala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hidup ini bagaimana caranya agar bermanfaat bagi sesama. Prinsipnya itu saja. Aceh dilanda bencana, kita juga harus peduli, saudara kita sakit, Madura ikut sakit, saudara kita berduka, Madura juga berduka, jadi ini dari Madura untuk Aceh," terang H. Her, Kamis (18/12/2025).
Sebanyak tujuh mobil box berisi bantuan tersebut dilepas langsung dari gudang Bawang Mas di Kabupaten Pamekasan pada Kamis siang. Pelepasan rombongan dilakukan dengan pembacaan sholawat bersama.
Selanjutnya, bantuan diberangkatkan menuju Bandara Halim sebagai pusat logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk kemudian disalurkan ke wilayah-wilayah terdampak bencana di Aceh. Proses pengiriman bantuan tersebut turut difasilitasi oleh BNPB melalui pesawat kargo.
Langkah yang dilakukan H. Her mendapat apresiasi dari berbagai kalangan sebagai bentuk nyata solidaritas dan kepedulian terhadap sesama di tengah situasi darurat bencana.
Dalam perkembangannya, bencana yang melanda tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, telah menimbulkan korban dalam jumlah besar.
Berdasarkan rekapitulasi data BNPB per 17 Desember 2025, total korban meninggal dunia mencapai 1.059 jiwa, korban hilang sebanyak 192 jiwa, serta jumlah pengungsi mencapai 588.226 jiwa.
Di Provinsi Aceh, tercatat dampak paling besar dengan 451 jiwa meninggal dunia, 31 jiwa dinyatakan hilang, dan 556.016 jiwa mengungsi. Wilayah dengan jumlah pengungsi tertinggi antara lain Aceh Tamiang, Aceh Utara, Bireuen, dan Pidie.
Sementara itu, di Provinsi Sumatera Utara tercatat 364 jiwa meninggal dunia, 75 jiwa hilang, dan 20.982 jiwa mengungsi. Dampak paling signifikan terjadi di wilayah Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.
Adapun di Provinsi Sumatera Barat, tercatat 244 jiwa meninggal dunia, 86 jiwa hilang, dan 11.228 jiwa mengungsi. Kabupaten Agam menjadi wilayah dengan korban meninggal tertinggi, disusul Padang Pariaman dan Pasaman Barat.
Hingga tanggal pelaporan, sebanyak 26 kabupaten/kota masih berstatus tanggap darurat, terdiri dari 12 daerah di Aceh, 7 daerah di Sumatera Utara, dan 7 daerah di Sumatera Barat. Dua daerah di antaranya menjalani perpanjangan status tanggap darurat.
(auh/hil)











































