Pembangunan pabrik bioetanol-metanol di Bojonegoro diproyeksikan menyerap investasi besar hingga Rp 22,8 triliun dan diharapkan memberi dampak ekonomi bagi petani hutan setempat.
Administratur Perhutani KPH Bojonegoro Slamet Juwanto menyebut, jika pabrik tersebut terealisasi, sebagian area akan dimanfaatkan sebagai kebun benih sorgum. Pengelolaannya akan melibatkan petani penggarap hutan melalui sistem tumpangsari.
"Adanya industri bioetanol nanti akan berdampak multiplayer efek bagi peningkatan pendapatan bagi petani hutan," ucap Juanto, Rabu (17/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, dari total 130 hektare lahan hutan yang disiapkan, sebanyak 100 hektare akan digunakan untuk kawasan pabrik dan 30 hektare untuk perkebunan benih sorgum.
"Untuk pabrik butuh 100 ha dan 30 ha rencana untuk kebun benih sorghum," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris DPMPTSP Bojonegoro Joko Tri Cahyono mengatakan proyek pabrik bioetanol-metanol tersebut direncanakan mulai dibangun pada 2027.
"Untuk etanol-metanol ini, insyaallah mulai dibangun tahun 2027. Ini termasuk proyek strategis nasional," ucap Joko Tri Cahyono.
Namun hingga kini, proyek tersebut masih menunggu kepastian perizinan penggunaan kawasan hutan dari pemerintah pusat.
(irb/hil)











































