Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas keberangkatan 55 transmigran asal Jawa Timur menuju tiga daerah tujuan transmigrasi. Gubernur Khofifah memberi pesan ini.
Semua transmigran diberangkatkan ke Lokasi Penempatan SP Taramanu Tua Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, SP Lagading Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan, serta Waleh SP.3 Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.
Keberangkatan transmigran tahun ini terasa istimewa seiring dengan transformasi kebijakan transmigrasi nasional yang digagas Menteri Transmigrasi Republik Indonesia M. Iftitah Sulaiman Suryanagara melalui pendekatan 5T, yakni Trans Tuntas, Translok (Transmigrasi Lokal), Trans Karya Nusantara (TKN), Trans Patriot, dan Trans Gotong Royong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan para transmigran, Khofifah menyampaikan Jawa Timur menyambut dengan antusias transformasi transmigrasi berbasis 5T yang dinilainya sangat relevan dengan tantangan pembangunan saat ini.
Menurutnya, pendekatan tersebut menjadikan transmigrasi tidak sekadar memindahkan penduduk, tetapi juga sebagai instrumen pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan.
"Transformasi ini memberikan harapan baru bahwa transmigrasi tidak hanya soal perpindahan penduduk, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan," ujar Khofifah, Rabu (17/12/2025).
Khofifah menjelaskan, Translok atau Transmigrasi Lokal berfungsi memberdayakan masyarakat setempat sebagai tuan rumah pembangunan kawasan transmigrasi. Sementara Trans Karya Nusantara diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi pendatang di wilayah penempatan.
Adapun Trans Patriot difokuskan pada penguatan sumber daya manusia unggul melalui program beasiswa pendidikan di kawasan transmigrasi, sekaligus menyiapkan pendamping bagi para transmigran. Sedangkan Trans Gotong Royong menekankan kolaborasi lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam revitalisasi kawasan transmigrasi.
"Transformasi transmigrasi melalui pola 5T ini sangat ideal karena satu sama lain saling melengkapi. Program transmigrasi hingga saat ini masih sangat relevan sebagai salah satu pendekatan strategis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Khofifah menambahkan, program transmigrasi juga berperan penting dalam pemerataan pembangunan nasional. Dari tingkat pusat hingga daerah, transmigrasi menjadi salah satu prioritas dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
"Sebagai daerah asal, dengan memindahkan sebagian penduduk ke daerah penempatan, kita turut mereduksi tekanan demografis di Pulau Jawa sekaligus membuka potensi kekuatan ekonomi baru di wilayah tujuan," jelasnya.
Pada tahun 2025, Provinsi Jawa Timur memperoleh alokasi 16 kepala keluarga dalam skema Trans Karya Nusantara. Secara keseluruhan, komposisi penempatan transmigrasi didominasi Translok/TPS sebanyak 795 KK, sedangkan TKN/TPA sebanyak 95 KK.
"Keberangkatan saudara hari ini adalah langkah berani untuk menjemput masa depan di tanah baru. Lahan yang menanti bukan sekadar ruang fisik, melainkan lembaran baru kehidupan yang akan dibangun dengan kerja keras, ketekunan, dan doa," tuturnya.
Khofifah pun berharap, para transmigran Jawa Timur mampu menjadi motor penggerak pembangunan sekaligus agen perubahan di wilayah penempatan.
"Bawalah nilai-nilai luhur Jawa Timur kerja keras, keuletan, solidaritas, dan kebersamaan. Bangun jejaring, jaga komunikasi dengan masyarakat setempat, dan tunjukkan bahwa transmigran Jatim adalah insan yang berdaya, kreatif, dan berintegritas," pesannya.
Dalam kesempatan ini, Khofifah secara khusus mendoakan anak-anak transmigran agar mampu beradaptasi dengan lingkungan baru serta tetap bersemangat menempuh pendidikan di daerah tujuan.
Ia menegaskan bahwa perpindahan wilayah tidak boleh menjadi penghalang bagi anak-anak untuk meraih cita-cita setinggi mungkin. Bahkan, Khofifah membagikan kisah inspiratif tentang seorang transmigran yang berhasil menempuh pendidikan hingga menjadi profesor di Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Jangan pernah ragu bermimpi. Siapa pun bisa sukses dari mana pun, termasuk dari daerah transmigrasi," ucap Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu juga mengajak seluruh transmigran untuk senantiasa memperbanyak istigfar dan doa agar Allah SWT membukakan pintu kebaikan dan rezeki, tidak hanya bagi para transmigran, tetapi juga bagi keluarga yang ditinggalkan.
Ia meminta para transmigran untuk tetap tenang meski harus berpisah jarak dengan keluarga, karena kemajuan teknologi saat ini memungkinkan komunikasi terjalin dengan mudah melalui berbagai sarana digital.
"Semoga Allah membukakan pintu rezeki, kemudahan, dan keberkahan. Semoga Allah menganugerahkan kebaikan dan membukakan pintu surga bagi seluruh orang tua dan kepada kita semua yang melaksanakan transmigrasi," urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Sigit Priyanto dalam laporannya menyampaikan bahwa transmigrasi masih menjadi salah satu program prioritas strategis pembangunan nasional dan tetap relevan hingga saat ini.
Di Jawa Timur, animo masyarakat terhadap program transmigrasi masih sangat tinggi. Setiap tahun jumlah pendaftar selalu melampaui kuota yang tersedia.
"Masyarakat masih menaruh harapan besar pada transmigrasi sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik," ungkapnya.
Sigit mengungkapkan, bahwa Trans Karya Nusa merupakan pola penciptaan lapangan pekerjaan bagi para pendatang di kawasan transmigrasi. Konsep ini sebelumnya dikenal dengan istilah Transmigrasi Penduduk Asal (TPA) dengan diikuti 16 Kepala Keluarga 55 jiwa berasal dari 15 kab/kota.
Sigit menambahkan, Transformasi Transmigrasi juga menyertakan program pelatihan Komponen Cadangan (Komcad). Dimana Jatim mengikutkan tiga kepala keluarga untuk mengikuti pelatihan Komcad di Bandung selama dua bulan.
"Pelatihan Komcad dari unsur Transmigran dibentuk Kementerian Transmigrasi untuk memperkuat pertahanan dan pembangunan SDM kawasan transmigrasi," jelasnya.
"Komcad ini bertujuan menyiapkan SDM untuk tugas tanggap darurat. Para Transmigran yang mengikuti Komcad akan diberi pangkat setara TNI bedasarkan tingkat pendidikan yaitu Tamtama, Bintara dan Perwira," imbuhnya.
Salah satu peserta transmigrasi asal Kabupaten Bojonegoro, Suhartini (44) mengaku, mengikuti program ini demi meningkatkan taraf perekonomian keluarganya. Ia berharap kehidupan keluarganya akan lebih baik setelah menjadi transmigran di Desa Taramanu Tua, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Ia menyebutkan bahwa para transmigran mendapatkan fasilitas berupa rumah, lahan satu hektare untuk diolah, peralatan dan bibit pertanian, serta jaminan hidup selama satu tahun.
"Prosesnya mudah dan tanpa biaya. Harapan kami setelah mengikuti program ini bisa sukses dan membuktikan kepada keluarga bahwa kami mampu," pungkasnya.
(faa/hil)











































