Geminid, Jejak Asteroid Purba di Balik Hujan Meteor Paling Stabil

Geminid, Jejak Asteroid Purba di Balik Hujan Meteor Paling Stabil

Chilyah Auliya - detikJatim
Senin, 15 Des 2025 11:45 WIB
Geminid, Jejak Asteroid Purba di Balik Hujan Meteor Paling Stabil
HUJAN METEOR GEMINID. Foto: AFP/YE AUNG THU
Surabaya -

Desember ini langit malam mengundang salah satu pertunjukan astronomi terbaik, hujan meteor Geminid. Berbeda dari kebanyakan meteor, Geminid justru muncul dari asteroid, suatu keanehan yang sejak lama memancing penasaran para ilmuwan.

Fenomena ini semakin menarik karena alih-alih berasal dari ekor es yang menguap, aliran meteoroid ini terkait dengan asteroid 3200 Phaethon, benda berbatu yang nyaris tak menunjukkan aktivitas layaknya komet.

Jejak Aneh 3200 Phaethon, Asteroid yang Bertingkah Seperti Komet

3200 Phaethon memiliki orbit elips yang ekstrem seperti komet, namun spektrumnya tampak seperti asteroid murni. Ia juga tak menunjukkan ekor ketika mendekati Matahari, meski sesekali ada aktivitas debu yang terlihat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sifat ganda ini membuat Phaethon dijuluki rock comet, kategori yang menantang definisi lama tentang pembeda antara komet dan asteroid. Material penyusunnya pun lebih padat dibanding debu komet, menegaskan Geminid memang lahir dari objek berbatu yang tak biasa.

Para astronom memperdebatkan apakah Phaethon sebenarnya merupakan komet yang telah kehilangan seluruh lapisan esnya. Namun, data terbaru yang dianalisis NASA Parker Solar Probe memberikan petunjuk berbeda. Aktivitas Phaethon memang dipicu panas Matahari, tetapi tidak cukup menjelaskan terbentuknya aliran Geminid.

ADVERTISEMENT

Pengamatan terbaru menunjukkan peristiwa ekstrem kemungkinan menjadi titik awal terbentuknya debu Geminid, mulai dari tabrakan dahsyat hingga ledakan termal. Skenario ini memberikan gambaran bahwa Geminid berasal dari proses yang jauh lebih "keras" dibandingkan mekanisme pelepasan debu pada komet biasa.

Dilansir dari makalah penelitian dari Princeton, yang berjudul 'Researchers Demystify The Unusual Origin of The Geminids Meteor Shower', mereka memodelkan beberapa kemungkinan pembentukan Geminid, mulai dari model pelepasan material yang lembut hingga skenario paling eksplosif.

Ketika model tersebut dibandingkan dengan data orbit debu yang terekam Parker Solar Probe, hasilnya konsisten menyimpulkan Geminid berasal dari peristiwa mendadak dan berenergi besar, bukan dari proses komet yang bertahap.

Pendekatan ini membuat para ilmuwan menyebut Phaethon sebagai semacam kapsul waktu. Sebuah fragmen dari masa awal pembentukan tata surya yang masih menyimpan cerita besar di balik perilakunya.

Bagaimana Meteor Geminid Terlihat dari Bumi?

Setiap tahun, Geminid muncul dengan intensitas tinggi dan dikenal stabil. Meteor-meteornya cepat, terang, dan sering menampilkan warna kekuningan. Rasi Gemini menjadi titik pancaran (radiant), walau meteor dapat terlihat dari seluruh penjuru langit.

Di lokasi yang minim polusi cahaya, detikers bisa melihat 40-50 meteor per jam, bahkan lebih dari 100 pada kondisi ideal. Kelebihan lain hujan meteor ini adalah kemunculannya yang mulai sejak awal malam, sehingga lebih mudah diamati dibandingkan hujan meteor yang baru aktif selepas tengah malam.

Keistimewaan Hujan Meteor Geminid

Berbeda dari hujan meteor lain yang umumnya berasal dari komet, Geminid justru lahir dari asteroid, menjadikannya istimewa sekaligus penting bagi para ilmuwan untuk memahami dinamika debu di tata surya bagian dalam.

  • Berasal dari asteroid, bukan komet.
  • Meteor yang muncul terang, cepat, dan stabil setiap tahun.
  • Termasuk tiga hujan meteor utama, bersama Quadrantid dan Perseid.
  • Mudah diamati karena aktif sejak malam awal.
  • Jalur orbitnya memberi petunjuk penting tentang dinamika debu di tata surya bagian dalam.

Fenomena hujan meteor Geminid memberi kesempatan bagi pengamat amatir untuk menyaksikan langsung jejak perjalanan partikel kuno yang telah mengorbit Matahari selama ribuan tahun.

Meski tanpa tanggal spesifik, hujan meteor Geminid selalu memuncak setiap pertengahan Desember, dan bisa dinikmati selama beberapa malam. Bagi pengamat astronomi, Geminid adalah salah satu momen terbaik untuk belajar membaca langit malam, mudah diamati, visualnya kuat, dan sarat cerita ilmiah.

Tak hanya menjadi tontonan tahunan, Geminid juga menjadi pengingat untuk detikers bahwa serpihan kecil yang melesat di atmosfer kita, menyimpan kisah panjang tentang asal-usul benda-benda langit.




(hil/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads