Peran Sekolah Mengantar Sidoarjo Raih Gelar STBM Madya Terbaik I

Peran Sekolah Mengantar Sidoarjo Raih Gelar STBM Madya Terbaik I

Shalli Irda - detikJatim
Rabu, 03 Des 2025 20:26 WIB
Peran Sekolah Mengantar Sidoarjo Raih Gelar STBM Madya Terbaik I
Foto: dok. Pemkab Sidoarjo
Jakarta -

SMPN 1 Gedangan, Sidoarjo, menjadi lokus unggulan yang membuktikan peran sekolah sebagai motor perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan lima Pilar STBM di lingkungan pendidikan ini memperkuat fondasi keberhasilan daerah meraih prestasi nasional.

Salah satu kekuatan transformasi sanitasi di Sidoarjo terlihat dari bagaimana sekolah menjalankan perannya tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat pembiasaan perilaku hidup bersih.

Sekolah tersebut menerapkan lima Pilar STBM melalui fasilitas kantin sehat bebas 5P (pewarna, pengawet, perasa, pemanis buatan, dan penyedap), sistem pembayaran non-tunai, penyediaan fasilitas CTPS (cuci tangan pakai sabun), serta pemasangan grease trap untuk mencegah pencemaran lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya ini menjadi bagian penting dari capaian Kabupaten Sidoarjo yang mendapat pengakuan nasional. Penghargaan STBM Madya Terbaik I se-Indonesia diterima oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Ini menandai puncak dari program yang telah berjalan dan bertransformasi menjadi model replikasi bagi daerah lain," kata Mimik Idayana dalam keterangan tertulis, Rabu (3/12/2025).

ADVERTISEMENT

Penghargaan STBM bukan sekadar simbol, melainkan pengakuan atas keberlanjutan intervensi, integrasi layanan kesehatan, dan perubahan perilaku jangka panjang. Sidoarjo dinilai berhasil memadukan aspek teknis dan edukasi sehingga STBM menjadi bagian dari tata kelola publik dan rutinitas warga.

Ada lima lokus unggulan yang menjadi penentu penilaian. Selain SMPN 1 Gedangan, Puskesmas Gedangan tampil sebagai role model pelayanan kesehatan inklusif berbasis GEDSI (gender, disabilitas, dan inklusi sosial). Integrasi konsep STBM menjadikan puskesmas tidak hanya menangani penyakit, tetapi juga pusat advokasi perilaku hidup bersih dan sehat.

Fokus ketiga, RT 40 Perum Magersari Kampung Mandiri, menonjol dengan inovasi melalui Rumah STBM sebagai pusat kegiatan, simulasi Penyedotan Lumpur Tinja Terpadu (LLTT), Tabungan TAMMARA bersama BPR Delta Artha, pengelolaan bank sampah, dan pemanfaatan TOGA.

Keempat, RT 23 Perum Sekardangan Kampung Edukasi Sampah, berfokus pada edukasi pengelolaan sampah, produksi pupuk cair organik, pemanfaatan energi terbarukan dengan solar cell, penerapan IPAL komunal, serta pembiasaan CTPS di seluruh lapisan masyarakat.

Kelima, TPA Griyo Mulyo yang menjadi satu-satunya fasilitas dengan pengelolaan keuangan persampahan berbasis BLUD. Dengan metode ERiC dan sanitary landfill, TPA ini tidak hanya mengelola sampah, tetapi juga menghasilkan kompos dan eco-lindi dari IPAL modern.

Dampak jangka panjang sekaligus tantangan ke depan mencakup keberlanjutan pendanaan, peningkatan kapasitas teknis di desa dan kelurahan, serta konsistensi perilaku masyarakat.

Keberhasilan Sidoarjo membuktikan bahwa perpaduan kebijakan, inovasi keuangan, dan edukasi publik mampu mengubah isu sanitasi menjadi peluang ekonomi sekaligus peningkatan kesehatan.

Penghargaan STBM Madya Terbaik I bukan akhir, melainkan pengakuan atas proses panjang yang telah dilalui Sidoarjo. Lima lokus unggulan menjadi bukti bahwa transformasi perilaku dan sistem pengelolaan lingkungan telah berjalan baik.

Ke depan, Sidoarjo berpotensi menjadi rujukan nasional untuk mempercepat capaian sanitasi yang lebih adil dan berkelanjutan.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads